Selasa 10 Jan 2017 14:34 WIB

Kendaraan Listrik Masih Miliki Tantangan Besar

Rep: Rossi Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Tesla
Foto: Dailymail
Tesla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektrifikasi menjadi tren baru dalam industri otomotif. Meskipun semua produsen utama akan masuk ke dalamnya, kendaraan listrik masih memiliki jalan panjang sebelum mereka menjadi populer.

Tesla memiliki orang-orang khusu untuk Model 3, yang tidak akan mencapai pasar sampai akhir 2017, tapi sejauh tahun ini telah membukukan rugi bersih sebesar 550 juta dolar Amerika Serikat. Dilansir dari Carscoops Senin (9/1), The Wall Street Journal menunjukkan, industri harus berurusan dengan dua masalah.

Pertama adalah mereka menempatkan kendaraan listrik terlalu mahal saat ini. Menurut Kelley Blue Book, harga rata-rata transaksi November untuk Electric Vehicle (EV) adalah 39.104 dolar AS, yang cukup dekat dengan 40.806 dolar AS untuk mobil mewah baru, dan lebih tinggi dari rata-rata industri 34.948 dolar AS. Harga bensin yang rendah juga telah memainkan peran dalam sejumlah besar pembeli AS yang pergi untuk SUV dan crossover, segmen booming saat ini.

Selain itu, EV saat ini tergantung pada kredit pajak untuk menurunkan harga mereka yang sebenarnya. Ditambah dengan kemenangan Trump di AS semakin membuat harga kendaraan EV semakin tidak pasti.

Masalah kedua adalah jangkauan mereka terbatas, seperti 200 mil atau lebih, tergantung pada gaya dan kondisi mengemudi. Ya, memang Anda dapat mengisi baterai Tesla untuk 50 persen salah satunya, supercharger dalam 20 menit, tapi pilihan pertama, itu cara lama dari kunjungan ke sebuah pompa bensin, dan kedua, hanya ada 350 supercharger di seluruh daerah, dan beberapa ribu poin pengisian secara keseluruhan, dibandingkan dengan sekitar 100 ribu pom bensin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement