REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Memasuki tahun 2017 ini diperkirakan pasar mobil bekas yang akan lebih banyak diburu orang adalah kelas LCGC atau mobil murah ramah lingkungan. Keberhasilannya merebut pasar otomotif di tanah air akan menyusul pendahulunya di kelas kendaraan serbaguna atau MPV.
Menurut Subir Lohani, CEO Carmudi Indonesia, Sabtu (21/1) suksesnya kendaraan LCGC dipasaran tidak terlepas dari mudahnya perawatan, suku cadang, hemat bahan bakar dan nilai jual kembali yang masih bertahan. Kendaraan ini banyak diminati mereka yang baru memiliki kendaraan untuk pertama kali setelah sebelumnya hanya memiliki sepeda motor. Lain halnya dengan kendaraan jenis MPV yang pemiliknya sebelumnya sudah memiliki kendaraan lain di rumahnya. "Pasar ini cukup merata hampir di semua wilayah, tapi di Balikpapan MPV masih besar," katanya.
Subir juga menambahkan kendaraan bekas yang terjual umumnya berada di kisaran antara 100 hingga Rp 150 juta. Selain pasar LCGC dan MPV, kendaraan jenis lain seperti sedan dan Sport utility vehicle (SUV) juga memiliki pasar tersendiri meski jumlahnya tidaklah terlalu besar. Sepanjang tahun ini diperkirakan pasar mobol bekas akan tumbuh mengikuti laju pertumbuhan ekonomi. Subir memperkirakan penjualan akan mencapai 2,5 hingga 3,5 juta kendaraan bekas untuk tahun ini.
Untuk menjaring potensi tersebut pihaknya telah membuka bursa mobil bekas Carmudi sentra otomotif (Carsentro) di kawasan BSD Junction, Serpong Tangerang selain sejumlah daerah di Indonesia. Pihaknya berupaya mengumpulkan para pedagang kendaran bekas tersebut dalam satu tempat sehingga memudahkan konsumen untuk menemukan mobil idaman. Tempat ini mampu menampung 250 unit kendaraan bekas berbagai jenis.
Carsentro sendiri telah bekerjasama dengan pengembang Sinarmas Land selaku pengelola BSD Junction tersebut. Sebelumnya Carsentro telah beroperasi di sejumlah kota seperti Solo, Semarang dan Surabaya yang omset penjualannya mencapai 80 unit perbulannya. Selain Sinarmas Land, pihaknya juga menggandeng BCA Finance sebagai lembaga pembiayaan. "Sekitar 80 persen transaksi pembelian secara kredit," katanya.