Selasa 07 Feb 2017 20:19 WIB

Kapan Ertiga Diesel Hybrid Bakal Diproduksi Lokal?

Suzuki New Ertiga Diesel Hybrid
Foto: Mansyur Faqih/Republika
Suzuki New Ertiga Diesel Hybrid

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Suzuki New Ertiga Diesel Hybrid yang telah diluncurkan hari ini, Selasa (6/2), masih diimpor utuh (completely built up) dari India. Akan tetapi, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) telah memiliki rencana untuk memproduksi unit tersebut secara lokal (completely knock down). 

Kapan rencana ini akan direalisasikan? "Kalau penjualan sudah mencapai target, yaitu unit ini dapat menyumbang kontribusi 20 persen dari penjualan Ertiga, baru akan kita rakit di indonesia. Saat ini kita sudah planning, berarti sdh jalan, bukan studi," ujar Donny Ismi Sahputra, marketing director 4W SIS di Jakarta, Selasa. 

Saat ini, lanjut dia, SIS telah melakukan uji pasar untuk produk berteknologi diesel dan hybrid di segmen low multipurpose vehicle (LMPV). Jika kemudian pasar memberikan respons positif, baru Suzuki akan melakukan produksi unit tersebut secara lokal.     

Meskipun, Donny optimistis produk terbaru di keluarga Ertiga tersebut akan dapat diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia. Hal ini mengingat strategi perusahaan yang selalu melakukan studi sebelum melakukan peluncuran produk baru.

"Yang kami lakukan saat ini dengan produk Ertiga Diesel Hybrid itu bisa dibilang melebihi ekspektasi pasar. Segmen LMPV di Indonesia itu masih berbicara soal desain dan harga. Akan tetapi, kami telah melakukan breaktrough," ungkap dia.

Harold Donel, head of brand development & marketing research 4W SIS menambahkan, jika dibandingkan dengan produk lain di segmen yang sama, produk ini memiliki beberapa keunggulan. Pertama adanya fitur Idle Start/Stop. 

"Kalau tidak dipakai, mesin akan langsung mati, tapi fungsi kelistrikan masih jalan, semisal AC atau radio. Ini untuk menghemat konsumsi bahan bakar dan emisi juga jadi lebih rendah," papar dia.

Hanya saja, ada beberapa syarat untuk dapat mengaktifkan fitur ini. Yakni, pengendara harus mengenakan sabuk pengaman, pintu mobil harus rapat, tidak menginjak kopling, gigi dalam posisi netral, dan mesin idle. 

"Lamanya mati itu tergantung posisi baterai, jika penuh, maka bisa bertahan tiga menit. Kalau energi yang disimpan di baterai habis, maka mesin langsung menyala lagi," papar dia. 

Keunggulan kedua, lanjutnya, adanya fitur Brake Energy Regeneration. Yaitu, fitur yang memungkinkan energi kinetik yang tercipta pada saat roda berputar diubah menjadi energi listrik yang kemudian disimpan di baterai. 

Kemudian, adanya fitur Torque Assist Function. Dengan fitur ini, energi listrik yang tersimpan di baterai hasil dari Brake Energy Regeneration digunakan untuk membantu meningkatkan torsi pada saat mesin berakselerasi. "Jadi mesin lebih bertenaga tapi lebih hemat bahan bakar," tambah dia.

Terakhir, ujar Donel, adanya fitur Gear Shift Indicator. Yaitu, indikator di MID pengendara yang menunjukkan waktu yang tepat untuk berpindah transmisi, baik turun mau pun naik. 

"Keunggulan lainnya itu adalah harga yang kami setting begitu kompetitif, tidak jauh dengan tipe GX, hanya beda Rp 7 juta," ujar dia.

Saat ini, produk anyar di keluarga Ertiga tersebut hadir dalam satu varian dan tiga pilihan warna dengan transmisi manual (M/T). Untuk harga, anggota keluarga Ertiga anyar ini dilepas dengan harga Rp 219,5 juta (on the road Jakarta). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement