Sabtu 11 Mar 2017 17:34 WIB
Ferrari California T

Si Kuda Jingkrak Paling Jinak

Ferrari California T
Foto: Fakhtar Khairon Lubis/Republika
Ferrari California T

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ferrari California T memang tak bisa terbilang baru di dunia otomotif nasional. Akan tetapi, tawaran untuk menjajal performa kuda jingkrak yang diluncurkan pada 2014 itu, memang terlalu sayang untuk dilewatkan.

Akhirnya, Rabu (8/3), Republika mendapat kesempatan untuk berada di belakang kemudi produk yang didatangkan langsung dari dapur produksinya di Maranello, Italia, secara impor utuh (CBU). 

Mendengar nama Ferrari, maka kecepatan menjadi hal yang langsung tergambar di dalam benak setiap orang. Apalagi, jika melihat performa pabrikan asal Italia ini di ajang balap mobil tercepat di dunia, yaitu Formula One (F1).  

Tak ayal, California T pun didesain untuk menjawab ekspektasi itu. Meskipun, secara konsep mobil ini dirancang sebagai sebuah grand tourer yang memang tidak terlalu berkonsentrasi untuk mencatat waktu tercepat di atas sirkuit balap. Akan tetapi, menjadi mobil yang nyaman untuk dipakai sehari-hari, bahkan untuk bepergian dalam jarak jauh. 

Melihat sejarahnya, California T dihadirkan sebagai pembenahan dari California yang telah diperkenalkan secara global di Paris Motor Show pada 2008 dan masuk ke Tanah Air setahun setelahnya. Huruf T pada seri ini berarti 'Turbo' dan menjadikannya mobil Ferrari bermesin turbo pertama sejak F40 (1988-1992) yang juga merupakan karya terakhir Enzo Ferrari sang pendiri pabrikan.

California T mengusung mesin V-8 3.800 cc biturbo, lebih kecil dari California yang memiliki dapur pacu 4.300 cc naturally-aspired (NA). Akan tetapi, performanya justru lebih baik dengan tenaga sebesar 552 hp dan torsi 755 Nm. Ferrari pun mengklaim California T mampu mencapai kecepatan nol hingga 100 km/jam dalam 3,6 detik.  

Konsep nyaman tetap terasa ketika masuk ke kabin. Lebih dari itu, pengemudi dihadapkan dengan interior mewah nan canggih. Yang paling menarik perhatian adalah kemudi yang hampir menjadi pusat dari seluruh proses mengemudi.      

Pada California T, seluruh fungsi yang sebelumnya diakses melalui tuas di balik setir berpindah menjadi di lingkar setir. Mulai dari lampu sinyal belok, wiper, lampu high beam dan bahkan tombol pilihan karakter suspensi.

Konsep ini menjadi semacam tradisi baru mobil produksi Ferrari saat ini. Tujuannya, agar tangan pengemudi berkonsentrasi penuh hanya pada lingkar kemudi saat mobil dijalankan. Memang, butuh sedikit adaptasi hanya untuk mengoperasikan setir California T.

Saat mesin idle, muffler California T terdengar lirih, tak segalak supercar ataupun seri Ferrari lain yang memang lebih fokus untuk menjadi mobil sport. Dengan pilihan berkendara Comfort dan transmisi otomatik, California T bergerak jinak. Perpindahan transmisi pun berjalan halus.      

Yang menarik, ketika transmisi berada di posisi 1, mobil tidak bergerak dari posisinya meski rem dilepas. Sepanjang, kondisi jalan datar. Ini merupakan teknologi F1 yang diadopsi di California T. Mobil baru berjalan jika pedal gas diinjak. 

"Ini model Ferrari yang paling nyaman untuk dikendarai, paling cocok untuk dipakai sehari-hari. Pada kecepatan rendah pun mobil masih nyaman," kata Eroe Astrorioso dari sales department PT Citra Langgeng Otomotif, distributor resmi Ferrari di Indonesia. 

Meskipun jinak, bukan berarti California T tak memiliki performa. Republika pun mencoba memutar Manettino untuk mengaktifkan mode Sport dan menggunakan pilihan transmisi manual. Waw, si kuda jingkrak langsung menjadi galak. 

Bahkan, napas pengendara langsung tertahan begitu pedal gas ditekan dalam. Mufler yang sebelumnya lirih, langsung berteriak galak. Kecepatan 120 km/jam pun langsung diraih dalam beberapa detik dan posisi transmisi tak lebih tinggi dari 4. Bayangkan, performa yang bisa ditawarkan mobil ini saat mencapai transmisi tertinggi, yaitu tujuh, jika berada di arena sirkuit yang mumpuni. 

Mode Sport memang membuat respons mesin dan handling mobil menjadi semakin galak. Dengan perpaduan paddle shifter, sensasi memacu mobil sport pun kental terasa. 

Apalagi, meskipun perpindahan transmisi dilakukan di rpm tinggi, tak ada hentakan yang terasa. Berkat teknologi dual clutch, perpindahan terasa sangat halus. Ferrari juga terbilang sukses dalam penggunaan teknologi turbo. Ini mengingat, sensasi berkendara tidak terganggu dengan adanya turbo-lag yang biasanya terjadi pada mesin turbocharger. 

Jadi, baik beraktivitas di kesibukan jalanan perkotaan atau pun berkeliling pada akhir pekan, California T mampu memberikan jawaban. Jangan lupa, siap-siap juga untuk menjadi pusat perhatian.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement