REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Volvo Car Group melaporkan adanya keaikan pendapatan semester pertama sebesar 21 persen pada Kamis (20/7). Kenaikan didongkrak omzet penjualan yang lebih tinggi di Eropa dan Cina.
Di bawah kepemilikan Cina sejak dibeli oleh Zhejiang Geely Holding Group dari Ford pada 2010, Volvo mulai menghadapi saingan yang lebih besar seperti BMW dan Daimler's Mercedes-Benz, yang muncul di pasar premium dengan serangkaian model baru.
Volvo, salah satu perusahaan terbesar Swedia membukukan pendapatan operasional sebesar 6,8 miliar crowns atau 820 juta dolar AS selama satu semester ini. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu hanya sebesar dari 5,6 crown.
Penjualan bersin naik menjadi 99,1 miliar crown, naik dari tahun lalu sebesar 84,2 miliar crown. "Secara global, kami memperkirakan laju pertumbuhan yang dihasilkan pada paruh pertama tahun ini akan berlanjut," ujar Chief Executive Volvo Hakan Samuelsson dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan ini bertujuan untuk mencapai penjualan 800 ribu mobil dalam beberapa tahun ke depan. Pada paruh pertama ini Volvo menjual 277.641 unit, naik 8,2 persen dari tahun lalu. Catatan baik ini karena kekuatan di Cina dan Eropa mengimbangi kemerosotan Amerika Serikat (AS).