REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi M Nasir mengatakan, Indonesia bisa mulai memproduksi mobil listrik pada 2020 mendatang. Nasir mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim dan menggaet empat universitas yang akan melakukan penelitian terkait mobil listrik ini.
Nasir mengatakan, tim kajian tersebut juga melibatkan BPPT dan Kementerian ESDM untuk bisa mengembangkan mobil listrik yang efisien, bisa dijangkau masyarakat dan bisa menimbulkan multiplier effect pada sektor energi. Ia mengatakan, saat ini studi awal sedang dilakukan oleh universitas, seperti UI, ITB, UNS, dan ITS.
"Pertimbangannya karena fakultas teknik yang mengembangkan di situ adalah satu, dia adalah perguruan tinggi yang berkonsentrasi mengembangkan baterai, ada yang pemgembangan ke mekatroniknya, ada yang ke materialnya, ada di elektroniknya," ujar Nasir saat ditemui di gedung BPPT, Kamis (3/8).
Nasir menjelaskan, nantinya teknologi komponen yang sedang dikembangkan empat universitas tersebut akan dikombinasikan dan realisasinya akan dibentuk sebuah prototype yang akan diuji coba. "Inovasinya kita pada skill up, uji material udah dilakukan, dan pada mekatroniknya udah diuji, tahap berikutnya adalah men-skill up-kan. Jadi, skill up industri. Massal target di 2020, kita ke sana," tambah Nasir.
Ia berharap, dengan kajian yang cepat dan elaborasi bersama, mobil listrik ini bisa segera masuk ke industri dan bisa langsung dilempar ke pasar. Ia mengatakan, wacana mobil listrik ini juga bisa menekan angka emisi gas dan ketergantungan masyarakat atas BBM.