REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun memiliki warisan yang kaya, Lamborghini jarang menjadi pengadopsi awal teknologi kendaraan baru, terutama dalam dekade terakhir. Misalnya, produsen sangat terlambat dalam menawarkan transmisi dual-clutch, dan masih belum merilis model hibrida, meskipun semua pesaingnya telah melakukannya.
Selain itu, dengan mengemudi secara otonom menjadi sesuatu yang standar, bos riset dan pengembangan Lamborghini Maurizio Reggiani mengatakan, merek tersebut tetap berkomitmen untuk memproduksi kendaraan yang berfokus pada pengemudi, dan tidak akan terburu-buru untuk mengadopsi teknologi otonom.
"Jika Anda membeli Lamborghini, Anda membelinya untuk bersenang-senang dan menikmati berkendara. Jika kita berbicara tentang mengemudi otonom sejati, saya pikir kita akan menjadi merek terakhir yang ditawarkan," kata Reggiani dilansir dari laman Carscoops, Ahad (1/10).
Sememntara itu, Lamborghini tetap menentang tren yang pasti akan mencapai mobil sport di tahun-tahun mendatang.
"Kami akan memiliki cruise control adaptif, kami akan memiliki kamera, kami akan memiliki sistem lane. Setiap fitur yang tersedia dalam mobil premium akan tersedia di Urus, tapi tidak ada yang mendekati pengemudi otonom sejati," ungkap Reggiani.