REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjualan kendaraan listrik (EV) melonjak pada kuartal ketiga, sebagian besar didorong oleh permintaan yang kuat di Cina. Penjualan baterai kendaraan listrik dan hibrida plug-in melebihi 287 ribu unit dalam tiga bulan yang berakhir pada September.
Sebesar 63 persen lebih tinggi dari kuartal yang sama tahun lalu, dan naik 23 persen dari kuartal kedua, menurut sebuah laporan yang dirilis pada Selasa (21/11) oleh Bloomberg New Energy Finance (BNEF). Cina menyumbang lebih dari setengah penjualan global, karena pasar untuk mobil listrik berlipat ganda, di tengah upaya pemerintah untuk mengurangi polusi.
"Pemerintah Cina sangat fokus untuk mendorong penjualan EV. Salah satu alasannya adalah tingkat polusi lokal di kota-kota, dan yang kedua adalah bagi Cina untuk membangun pahlawan domestik untuk bersaing secara internasional di pasar ini," kata Aleksandra O'Donovan,advanced transport analystdi BNEF dan salah satu penulis laporan tersebut, dilansir dari laman The Business Times, Selasa (21/11).
BNEF memperkirakan penjualan EV global melampaui satu juta unit tahun ini untuk pertama kalinya. Pasar untuk transportasi listrik mulai mengambil kecepatan, karena infrastruktur pengisian menjadi lebih mudah diakses, dan produsen meluncurkan model dengan rentang mengemudi yang lebih lama.
Pada 2017, banyak pembuat mobil seperti, Jaguar Land Rover ke Volvo Cars mengumumkan rencana untuk membawa versi listrik kendaraan mereka ke pasar dalam beberapa tahun ke depan. Beberapa pemerintah juga telah mengumumkan target untuk transportasi yang lebih bersih, beberapa didorong oleh skandal kecurangan emisi yang melanda Volkswagen AG. Perancis, dan Inggris mengatakan mereka akan melarang penjualan mobil bensin dan diesel baru pada 2040, sementara Belanda menargetkan semua mobil baru yang dijual pada 2030 akan bebas emisi.
Cina pasar mobil terbesar di dunia, sedang mempertimbangkan larangannya sendiri, dan bahkan California mempertimbangkan untuk mengikutinya. Eropa merupakan pasar terbesar kedua di kuartal ketiga untuk EV, dengan 24 persen penjualan, diikuti oleh Amerika Utara. Kenaikan volume di Cina didukung oleh insentif pemerintah.
"Subsidi nasional bisa membuat EV hingga 40 persen lebih murah daripada mobil bakar internal biasa," kata O'Donovan.