REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada tahun lalu ekspor kendaraan Indonesia mencapai lebih dari 200 ribu unit. Ketua I Gabungan Industi Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto mengatakan, pasar ekspor dalam bentuk Completely Built Up (CBU) dari Januari hingga November 2017 mencapai 215 ribu unit.
"Pasar ekspor ditambah 30 ribu lagi untuk Desember, mungkin akan mencapai 250 ribu unit. Ada peningkatan 20 persen dari 2016," kata Jongkie di Jakarta, Selasa (16/1).
Ia mengungkapkan, ekspor kendaraan terbesar dikuasai oleh segmen MPV. Kemudian diikuti SUV, karena memang kedua segmen tersebut menjadi basis produksi kendaraan di tanah air. Sedangkan segmen lainnya tidak memberikan kontribusi yang besar.
"Kita jago kandang dan semuanya terjun ke MPV dan SUV. Untuk sedan dan lainnya kecil karena hampir tidak ada dirakit di Indonesia," ujarnya.
Untuk negara tujuan ekspor dalam bentuk CBU diantaranya, Arab Saudi, Filipina, Bangladesh, Uni Emirat Arab, dan Jepang. Sedangkan tujuan negara ekspor dalam Completely Knocked Down (CKD) seperti, Vietnam, Filipina, Malaysia, Pakistan, dan Mesir.
Di samping itu, Thailand bisa melakukan ekspor kendaraan hingga 1,2 juta unit. Jongkie menyayangkan, karena produksi kendaraan di Indonesia hanya terpaku pada segmen MPV saja, padahal jika memiliki pilihan yang lebih banyak, maka peluang ekspor akan semakin besar.
"Produksi MPV gak salah tapi jangan harap ekspor. Pasar dunia itu sedan, pick-up. Kaya kita masuk restoran mau makan sop buntut tapi kita hanya ada nasi goreng. Orang dipaksa makan nasi goreng. Kalau di restoran sebelah ada semua, sop, soto dan lainnya, itulah pasar Thailand, komplit," papar Jongkie.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement