REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaguar Land Rover akan memangkas produksi pabrik Halewood, Merseyside, Inggris di tengah melambatnya permintaan akibat ketidakpastian Brexit. Juga kekhawatiran konsumen akan masa depan kendaraan diesel.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan tersebut mengatakan telah memberikan tahun pemecahan rekor lagi dalam penjualan kendaraan, tahun ketujuh pertumbuhan berturut-turut produsen mobil terbesar Inggris. "Namun, industri otomotif terus menghadapi berbagai tantangan, yang secara negatif mempengaruhi kepercayaan konsumen," sebut pernyataan perusahaan dilansir dari laman Car Dealer Magazine, Selasa (23/1).
Baca juga: Bocoran Harga Jaguar I-Pace Mulai dari Rp 1,3 Miliar
"Ketidakpastian yang sedang berlangsung seputar Brexit dirasakan oleh pelanggan di rumah, dengan permintaan mobil baru turun 5,7 persen pada 2017, dan di Eropa di mana, secara kolektif, kami menjual sekitar 45 persen dari total produksi Inggris," lanjut pernyataan.
Jaguar Land Rover secara teratur meninjau jadwal produksinya untuk memastikan permintaan pasar seimbang. JLR mengatakan, setelah meninjau ulang rencana volume, mereka merencanakan untuk melakukan penyesuaian sementara terhadap jadwal produksi di pabrik Merseyside pada kuartal kedua tahun ini.
"Halewood telah menikmati transformasi yang luar biasa sejak diperkenalkannya Range Rover Evoque pada tahun 2011 dan Discovery Sport pada tahun 2014, berkat investasi lebih dari 700 juta pound," sebut JLR.
Seorang juru bicara mengatakan kepada Autocar, fasilitas merek Merseyside akan mengadopsi perubahan jadwal produksi, yang dirancang untuk membantu 'menyeimbangkan kembali' jumlah Range Rover Evoques, dan Discovery Sports yang tersedia di pasar.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement