Ahad 28 Jan 2018 14:06 WIB

Mobil Tenaga Surya akan Berada di Jalan Tahun 2019

Mobil ini dirancang oleh perusahaan dapat mengisi energinya sendiri.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Winda Destiana Putri
Mobil tenaga surya. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Mobil tenaga surya. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lightyear One, sebuah mobil yang kemampuannya menggunakan tenaga surya dianggap tidak mungkin baru saja memenangkan sebuah penghargaan Climate Change Innovator Award. Mobil ini dirancang oleh perusahaan startup asal Belanda dan dapat mengisi energinya sendiri.

Dilansir dari Science Alert, mobil tersebut diperkirakan dapat melaju selama berbulan-bulan tanpa perlu berulang kali mengisi daya. Mobil ini juga dapat menempuh jarak hingga 400 - 800 km.

Selama bertahun-tahun, konsep mobil yang memiliki tenaga surya telah dianggap mengungguli harapan manusia dari industri mobil listrik. Namun banyak juga yang berpendapat bahwa konsep ini tidak praktis dan pada dasarnya tidak mungkin.

Misalnya, atap bertenaga surya yang dirancang untuk memberi daya pada Toyota Prius ternyata hanya berguna dalam kombinasi dengan sistem pengisian baterai tradisional dan hanya menambah jangkauan sebanyak 6,5 km (4 miles) dan hal itu tidak terlalu mengesankan. Seorang insinyur bahkan menghitung kapasitas daya sebuah mobil dengan atap surya di bawah jumlah optimal radiasi matahari dan hasilnya mengecewakan.

Insinyur tersebut mengukur tingkat dimana pekerjaan mesin dilakukan pada tenaga kuda. Mobil yang dilengkapi atap surya memiliki tingkat tenaga kuda 6,4hp. Sebagai pembanding insinyur Tom Lombardo mengatakan mesin pemotong rumputnya memiliki daya mesin 18 hp.

10 mobil Lightyear One akan dirilis pertama kali pada 2019. Namun hingga saat ini mobil bertenaga surya sendiri masih dianggap sebagai porspek yang tidak realistis, Solar Assisted Electric Vehicles (SAEVs) dianggap sebagai pilihan terbaik untuk mobil surya karena dapat menambah hingga rentang ratusan mil jaraknya dari kisaran mobil biasa.

Namun demikian Lightyear Belanda berjanji untuk menggulingkan pemikiran diatas dengan mobil yang tidak hanya didukung sepenuhnya oleh matahari tetapi juga bisa mengatasi beberapa tantangan konvensional yang terkait teknologi, seperti intermiten dan kinerja rendah.

Lima perusahaan telah melakukan prototype dan mengerjakan konsep mereka selama bertahun-tahun, namun selama proyek tersebut masih merupakan tahap desain awal maka akan sulit membayangkan bahwa setiap orang mampu menjembatani jurang antara SAEV dan tenaga surya secara penuh dengan kemampuan jangkauan melebihi rekor yang ada.

Disisi lain, sebuah berita gembira sudah mulai bermunculan, dimulai pada tahun 2017 dimana Byron Bay Railroad Company menciptakan sebuah kereta bertenaga surya pertama di dunia. Sementara kendaraan bertenaga surya masih memiliki keterbatasan bukan berarti hal tersebut tidak mungkin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement