Selasa 20 Feb 2018 01:16 WIB

Kendaraan Listrik Dinilai Naikkan Risiko Pelanggaran Siber

Pembuat kendaraan listrik lokal mengimpor hampir 80 persen inti.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Winda Destiana Putri
Kendaraan listrik. Ilustrasi.
Foto: Carscoops
Kendaraan listrik. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ketergantungan India terhadap komponen impor untuk kendaraan listrik bisa membuat negara rentan terhadap pelanggaran cyber-security. India harus memproduksi sebagian besar suku cadang yang dibutuhkan untuk armada kendaraan listriknya karena peralatan yang dikirim dari luar negeri dapat dikompromikan, V.K. Saraswat, anggota lembaga riset Niti Aayog.

Semua perangkat lunak dan setidaknya 55 persen komponen perlu dibuat di dalam negeri untuk menjaga kendaraan listrik dan jaringan tetap terjaga. "Harus ada desakan terhadap manufaktur lokal," kata Saraswat dikutip laman Bloomberg.

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan tahun lalu bahwa negara ini bertujuan untuk memiliki sebagian besar kendaraan listrik pada tahun 2030, di sebuah negara di mana sekitar 3 juta kendaraan penumpang bertenaga bahan bakar fosil terjual setiap tahunnya. Dalam upaya untuk memulai pasar kendaraan listrik yang baru lahir, India tahun lalu melakukan tender pertamanya untuk membeli 10 ribu mobil listrik untuk keperluan pemerintah yang dimenangkan oleh produsen mobil India Tata Motors Ltd. dan Mahindra & Mahindra Ltd.

Layanan Efisiensi Energi milik negara, yang bertugas membantu negara mengurangi emisi dan mengurangi impor bahan bakar, mengatakan bahwa pihaknya merencanakan untuk mengeluarkan tender kedua untuk pengadaan 10 ribu mobil listrik dalam tiga bulan. Beberapa produsen mobil asing juga ingin masuk ke segmen baru. Hyundai Motor Co siap menjadi produsen otomotif global pertama yang memperkenalkan kendaraan listrik di India tahun depan, dengan rencana untuk membawa peralatan yang benar- benar murah dari pabriknya di rumah.

"Sementara China memproduksi segalanya dari sebuah chip ke konverter untuk kendaraan listriknya, produsen mobil India menggunakan peralatan elektronik yang diimpor," kata Saraswat.

Pembuat kendaraan listrik lokal mengimpor hampir 80 persen inti dari sebuah mobil listrik, termasuk baterai dan sistem manajemen baterai, menurut Kavan Mukhtyar, yang memimpin praktik otomotif di PwC India. Rantai pasokan lokal baru lahir karena hampir tidak ada volume, dengan India diperkirakan memiliki 10 ribu unit roda empat yang dioperasikan dengan baterai dan sekitar 100 ribu kendaraan roda dua pada akhir Maret, katanya.

"Di beberapa industri di mana kita mengambil peralatan dari luar negeri, ada beberapa kasus dimana ada entri backdoor yang dibiarkan terbuka dan informasi kembali ke pemasok peralatan, yang pada masa depan dapat berimplikasi pada keamanan nasional," kata Supratim Chakraborty, mitra asosiasi di firma jasa hukum Khaitan & Co.

Otoritas Listrik Pusat, badan perencanaan India untuk sektor listrik, telah mengirimkan sebuah laporan kepada pemerintah mengenai keamanan siber untuk kendaraan listrik. Salah satu sarannya adalah memastikan EVS dan stasiun pengisian tidak memiliki sistem komunikasi yang sama, jadi ada firewall yang mencegah mobil tidak berkomunikasi dengan jaringan listrik, kata Ketua CEA Ravindra Kumar Verma.

"Beberapa kekhawatiran pemerintah India mungkin hanya untuk membantu membenarkan mendukung industri dalam negeri," menurut Colin McKerracher yang berbasis di London, manajer untuk wawasan transportasi maju di Bloomberg New Energy Finance.

"Tidak ada negara yang membuat semua komponen yang masuk ke mobil, sehingga banyak dari risiko ini sudah ada," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement