REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Nissan Motor dan DeNA, sebuah perusahaan layanan online, mengumumkan tes lapangan Easy Ride, layanan taksi swakemudi yang mereka kembangkan bersama, akan dimulai bulan depan di Jepang. Ini berarti Nissan dan DeNA berada di antara Uber, Lyft, GM, Didi Chuxing dan perusahaan lainnya yang merintis pilot taksi swakemudi, dengan tujuan diluncurkan secara komersial dalam beberapa tahun ke depan.
DeNA yang bermarkas di Tokyo, dikenal di luar Jepang untuk menjalin kemitraan dengan Nintendo yang telah memproduksi game mobile seperti 'Fire Emblem Heroes'. Layanan lainnya, mencakup berbagai macam e- commerce, hiburan, kesehatan, jejaring sosial dan teknologi otomotif.
Dua tahun yang lalu, DeNA meluncurkan kendaraan produksi pertamanya dengan perusahaan kendaraan otonom Prancis EasyMile, yang digunakan untuk menyediakan layanan antar-jemput tanpa sopir yang disebut Robot Shuttle di kota-kota Jepang. Tes lapangan Easy Ride yang pertama akan dimulai pada tanggal 5 Maret di Yokohama, kota di selatan Tokyo, tempay kantor pusat global Nissan berada. Taksi swakemudi, yang oleh perusahaan disebut 'kendaraan robo', akan membawa penumpang sepanjang rute set 4,5 kilometer antara pusat perbelanjaan Yokohama World Porter dan kompleks perusahaan Nissan.
Selama perjalanan, para penumpang dapat mencoba fitur pramugari Easy Ride dengan menggunakan aplikasi mobile untuk meminta saran mengenai tujuan wisata lokal, yang kemudian ditampilkan di layar tablet di dalam mobil, dengan kupon tersedia untuk diunduh. Sebuah pusat pemantauan jarak jauh akan mengawasi mobil selama uji lapangan dan penumpang akan ditanyai setelah melakukan perjalanan untuk menyelesaikan survei tentang pengalaman mereka dan berapa banyak mereka bersedia membayar Easy Ride saat diluncurkan.
Nissan adalah salah satu dari beberapa pembuat mobil Jepang yang ingin menciptakan mobil swakemudi pada awal dekade berikutnya, termotivasi oleh populasi penuaan di negara tersebut, yang membutuhkan lebih banyak pilihan transportasi, dan Olimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, sangat menginginkan kendaraan swakemudi untuk membantu transportasi selama pertandingan berlangsung dan juga berfungsi sebagai showcase untuk produksi dan kehebatan teknologi di Jepang.
Pemerintah saat ini sedang dalam proses menyusun undang-undang terkait untuk melakukan proses pengujian dan komersialisasi sistem kendaraan otonom yang lebih efisien. Nissan dan DeNA mengungkapkan, mereka berencana meluncurkan layanan penuh Easy Ride pada awal 2020-an, setelah sebuah peluncuran terbatas.
"Tes lapangan akan digunakan untuk mengembangkan desain layanan untuk lingkungan tanpa sopir, rute layanan yang diperluas, logika distribusi kendaraan, proses pick-up / drop-off dan dukungan multibahasa,'' kata perusahaan tersebut dalam sebuah rilis, dikutip dari TechCrunch.
Industri taksi di kota-kota besar di Jepang seperti Tokyo memiliki aturan yang ketat dan supir taksi diharuskan memiliki lisensi khusus. Sehingga, perusahaan di sana harus fokus pada layanan lain. Sebagai contoh, awal pekan ini Sony mengumumkan mereka akan meluncurkan aplikasi panggilan taksi berbasis AI. Sementara CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan, perusahaan tersebut ingin membentuk kemitraan dengan perusahaan taksi untuk memasukkan kehidupan baru ke dalam strategi ekspansi Jepang. (Eko Supriyadi)