Selasa 31 Jul 2018 15:18 WIB

Honda Belum Putuskan Kenaikan Harga Jual Mobil

Honda sementara masih tetap bertahan terhadap pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Mobil All New Honda CR-V diperlihatkan saat pada pameran mobil IIMS 2017 di Jakarta, Kamis (27/4).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Mobil All New Honda CR-V diperlihatkan saat pada pameran mobil IIMS 2017 di Jakarta, Kamis (27/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Honda Prospect Motor hingga saat ini belum memutuskan kenaikan harga jual mobil, yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sampai saat ini, Agen Pemegang Merek (APM) lain sudah menaikkan harga jual beberapa modelnya, kenaikan bervariasi dari Rp 2-5 juta.

Marketing dan After Sales Service Director Honda Prospect Motor Jonfis Fandy mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah memang berpengaruh. Namun Honda masih tetap bertahan.

"Sampai saat ini belum putuskan. Mungkin habis GIIAS kita lihat kembali situasi seperti ini, semua pihak masih berusaha," kata Jonfis di Jakarta, Selasa (31/7).

Ia mengungkapkan, kenaikan nilai tukar dolar AS dari Rp 12 ribu menjadi Rp 14 ribu cukup berat bagi Honda. Akan tetapi perusahaan tetap berusaha mempertahankan harga jual yang ada, setelah pameran otomotif, GIIAS kemungkinan nanti baru akan ditentukan memang jika ada kenaikan.

"Kita produksi memang di Indonesia, cukup berpengaruh ya, tapi belum diputuskan. Kalau memang yang lain impor, ya pasti berpengaruh besar," kata dia.

Sebelumnya, Pengamat Otomotif Bebin Djuana mengungkapkan, kenaikan harga kendaraan akibat melemahnya nilai tukar rupiah sudah beberapa kali dialami di Indonesia. Dengan situasi ini, maka di awal konsumen sulit menerima kenyataan kenaikan harga.

Akan tetapi setelahnya, jika kebutuhan akan kendaraan cukup mendesak, maka calon konsumen bisa saja memaklumi perubahan harga tersebut. Namun saat ini kondisinya sedikit berbeda, karena berada dalam masa pemilihan kepala daerah dan menjelang pemilihan presiden.

"Hanya saja kondisi saat ini agak berbeda karena kita sedang menghadapi pilkada dan pilpres, kondisi ini membawa dampak tersendiri bagi penjualan otomotif nasional, kita berharap semua berjalan aman, damai dan kondusif sehingga konsumen tidak ragu untuk membeli kendaraan," ungkap Bebin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement