REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) telah mengekspor lebih dari satu juta unit kendaraan utuh atau complete built-up unit (CBU) semenjak 1987. Jumlah tersebut merupakan 85 persen dari keseluruhan ekspor di sektor otomotif.
Selain CBU, kendaraan terurai, mesin utuh tipe TR dan NR, komponen kendaraan hingga alat bantu produksi berupa jig (alat bantu proses pengelasan) juga menjadi komoditas yang diekspor.
President Director PT TMMIN Warih Andang Tjahjono menjelaskan, sembilan model kendaraan utuh bermerek Toyota telah diekspor ke mancanegara. Sembilan model tersebut antara lain Fortuner, Kijang Innova, Vios, Yaris, Sienta, Avanza, Rush, Agya dan Townace/Townlite.
Dari seluruh model yang diekspor, SUV Fortuner yang diproduksi di fasilitas manufaktur Toyota Karawang Plant 1 menyumbang volume ekspor terbesar. Secara kumulatif, total volumenya sejak pengapalan perdana pada 2006, berjumlah lebih dari 410 ribu unit."Itu sekitar 30 persen dari total volume kumulatif ekspor CBU bermerek Toyota," tutur Warih, Rabu (5/9).
Jejak keberhasilan Fortuner diikuti model sedan Vios dan Rush. Pada 2014, Toyota Indonesia memulai ekspor perdana Vios dalam jumlah signifikan ke Timur Tengah dengan volume rata-rata 3 ribu unit per bulan. Vios menjadi sedan pertama buatan Indonesia yang mampu menembus pasar global dalam skala besar.
Warih mengatakan, Rush sendiri sudah mengalami perluasan ekspor secara bertahap ke Asia terutama Filipina, Timur Tengah dan negara berkembang lainnya. "Secara market area, hampir setara dengan Fortuner dan volumenya sekitar 1.500 sampai 2ribu unit per tahun," ucapnya.
Sebelum ekspansi ekspor, Rush hanya diekspor ke Malaysia. Hal ini menunjukkan upaya serius Toyota untuk menjadi produsen kendaraan berorientasi ekspor dengan memperhatikan tren konsumen global yang menghendaki model SUV dan sedan.
Warih menjelaskan, pihaknya belum berencana untuk menambah jumlah unit Rush yang akan diekspor. Sebab, Rush baru mulai pengiriman pertamanya pada April 2018. "Sekarang baru tahap pengenalan. Tunggu sampai stabil di volume tertentu," ujarnya.
Sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Warih menargetkan tingkat ekspor tiap tahun dapat mencapai lebih dari 200ribu unit. Untuk pertumbuhan dari tahun ke tahun ditargetkan bisa sampai 10 persen.
Dalam jangka pendek, Warih mengaku tidak akan menambah model baru untuk pasar luar negeri. Kalaupun ada mobil baru, diharapkan di era electrified vehicle atau mobil listrik. "Intinya sih sekarang kami siapkan diri dari segi teknologi dan daya saing. Ketika market minta, kita siap," tuturnya.
Untuk memperluas pasar, Warih menuturkan bahwa pihaknya sudah mengkomunikasikan ke beberapa negara yang kemungkinan bisa menjadi tujuan ekspor. Di antaranya Maroko, Argentina, Afrika Utara dan Nigeria. Terkait jenis mobilnya, PT TMMIN siap dengan berbagai modelnya.