REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seperti halnya September, Penjualan mobil Cina kembali merosot pada Oktober lalu, menurun 13 persen year on year (yoy) dibandingkan Oktovber 2017. Angka ini memukul para produsen mobil dunia khususnya yang memiliki pasar utama di Cina.
Dilansir dari laman Economics Times Senin (12/11), Asosiasi Produsen Mobil Cina (CAAM), mengatakan penjualan mobil SUV, sedan, dan minivan pada turun menjadi lebih dari dua juta unit. Permintaan diperkirakan melemah setelah Pemerintah mengeluarkan kebijakan menahan pinjaman di akhir 2017 untuk menahan gelembung utang perbankan.
CAAM mengatakan penjualan untuk sepuluh bulan pertama tahun ini turun satu persen pada 19,3 juta kendaraan.
Bulan sebelumnya, penjualan mobil Cina turun sebesar 12 persen pada September ke 2,06 juta unit. September menandai bulan ketiga berturut-turut bahwa penjualan menurun di pasar Cina. Selain itu, penjualan year-to-date hanya naik 0,6 persen.
"Industri otomotif telah menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Cina selama bertahun-tahun. Sekarang mundur kembali," kata Xu Haidong, Sekretaris Jenderal asisten CAAM, pada sebuah briefing di Beijing, dilansir Europe.autonews.
Badan industri otomotif Cina mengakui memang hanya sedikit harapan di tahun ini. Analis memperkirakan pasar dapat berkontraksi tahun ini untuk pertama kalinya setidaknya sejak awal 1990-an.
Sejak 1990-an, pasar otomotif Cina telah mendapatkan pertumbuhan penjualan setiap tahun secara berturut-turut. Jika penjualan mengalami penurunan pada akhir 2018, itu akan menandai pertama pasar kontraksi bagi Cina lebih dari 20 tahun.