Kamis 24 Jan 2019 15:29 WIB

Cara Isuzu Menjawab Kebutuhan Truk Angkut Berat

Sekitar 53 persen biaya operasional truk habis digunakan untuk membeli bahan bakar

New Isuzu Giga Tracktor Head saat dipamerkan di kawasan Senayan Golf Jakarta, Kamis (24/1)
Foto: hiru muhammad
New Isuzu Giga Tracktor Head saat dipamerkan di kawasan Senayan Golf Jakarta, Kamis (24/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Isuzu Giga sebagai truk kelas berat sudah menjadi pemain utama di kelas kendaraan angkut berat di tanah air. Bahkan kehadirannya telah menjadi penyumbang terbesar 29,1 persen pada penjualan tahun lalu kendaraan angkut berat produk PT Isuzu Astra Motor Indonesia.  

Setelah membukukan peningkatan penjualan tahun lalu, Isuzu kembali menampilkan generasi terbaru New Isuzu Giga Tractor Head. Kehadirannya diharapkan mampu menjawab sejumlah masalah yang muncul dalam penggunaan truk berat sebagai sarana transportasi barang.

Menurut ketentuan Dirjen Perhubungan Darat biaya perbaikan jalan di Indonesia tahun 2017 telah mencapai Rp 43 triliun.  Hal itu terjadi karena banyaknya truk yang mengangut muatan melebihi kapasitas.

Selain membahayakan keselamatan di jalan juga memperpendek usia kendaraan dan merusak jalan yang menanggung beban terlalu berat. Bagi pebisnis, truk yang berjalan lambat akan membuat biaya operasionalnya bertambah.  Hasil kalkulasi Isuzu Indonesia sekitar 53 persen biaya operasional truk habis digunakan  untuk membeli bahan bakar solar. 

New Isuzu Giga Tractor Head yang dipasarkan terdiri dari 4 tipe yang dirancang dengan sejumlah kelebihan dibanding produk Giga sebelumnya. Kelebihan yang paling menonjol adalah fasilitas anti lock braking system (ABS), full air brake, torsi lebih besar serta seat suspension agar pengemudi lebih nyaman.

Dengan adanya 4 model tersebut diharapkan Giga mampu memenuhi beragam kebutuhan pasar. Mulai dari angkut sedang hingga berat termasuk peti kemas maupun truk tangki bahan bakar. 

Yohanes Pratama, GM Sales Divisoin PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Kamis (24/1) di sela peluncuran New Isuzu Giga Tractor Head menyebutkan pembangunan infrastruktur, migas. e commerce dan perkebunan di tanah air terus meningkat.

Sehingga membutuhkan sarana transportasi yang cepat dan efisiensi agar memiliki nilai ekonomis yang tinggi. "Kami ingin masuk ke logistik, tanpa meninggalkan bisnis tambang dan infrastruktur yang sudah lama kami jalani," katanya. 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement