REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki peluang besar untuk bersaing di segmen mobil listrik jika berfokus pada listrik berbasis baterai. Ketua Program Percepatan dan Pengembangan Kendaraan Listrik, Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai mendukung kepentingan nasional.
Indonesia akan memiliki pabrik baterai di Morowali, Sulawesi Tengah. Sejumlah investor asing juga berniat membangun pabrik baterai di sana, sejalan dengan akselerasi pengembangan kendaraan listrik Tanah Air.
"Fokusnya pada listrik baterai. Kenapa? karena lewat teknologi itu Indonesia punya peluang bersaing dengan negara lain," kata Satryo Soemantri Brodjonegoro, Rabu (30/1).
baca juga: India Targetkan 100 Persen Mobil Listrik pada 2030
Guru Besar Institut Teknologi Bandung itu mengatakan, pemangku kepentingan dan pemerintah dapat mendukung pengembangan mobil listrik berbasis baterai, dengan mengundang investor lain untuk membangun produksinya di Tanah Air.
Sebagai informasi, mobil listrik memiliki banyak jenis, mulai dari hybrid, PHEV, baterai, hingga fuel cell.
"Maka mobil listrik secara nasional itu yang menggunakan baterai, yang hibrid dan lainnya itu di luar ini," katanya.
Terkait dengan percepatan kendaraan listrik, ia menyarankan agar ada investasi senilai Rp 1 triliun untuk baterai sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi 120 ribu unit per tahun. Sedangkan untuk baterai mobil, menurut dia, membutuhkan investasi hingga Rp 5 triliun untuk produksi 60 ribu unit baterai dalam setahun.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan pabrik baterai itu sudah siap beroperasi dalam 16 bulan ke depan.
"Dalam 16 bulan, bahan baku baterai sudah ada di Indonesia," kata Putu.
Ia memastikan, segala persiapan menuju produksi baterai mobil listrik sudah sangat dekat. "Jadi kami sudah mengundang investasi untuk sel baterainya. Jadi kalau berjalan lancar, persiapan kita sudah sangat dekat," kata dia.