REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Sejak diluncurkan pada 15 Januari 2019, permintaan New Toyota Avanza dan Veloz (varian tertinggi Avanza) mendekati angka 15 ribu unit.
"SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) New Toyota Avanza dan Veloz di atas perkiraan kami," kata Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy di sela-sela uji berkendara New Toyota Avanza dan Veloz oleh media di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (27/2).
Ia mengatakan sampai hari ini permintaan atau pesanan mobil serbaguna kecil (LMPV) baru yang menjadi tulang punggung penjualan Toyota di Indonesia itu terus bertambah. Sebagian besar permintaan didominasi New Toyota Avanza 1.5 G manual dengan porsi sekitar 50 persen dari total permintaan.
"Yang luar biasa permintaan New Veloz kini mencapai 30-35 persen, dari biasanya sekitar 20 persen," kata Anton.
Sedangkan sisanya, pesanan untuk New Toyota Avanza 1.3. Dampaknya, diakui Anton, inden atau masa tunggu pengiriman New Veloz menjadi lebih lama sekitar satu-dua bulan. Sedangkan New Avanza sekitar satu-1,5 bulan tergantung tipe dan warna.
Seorang jurnalis memotret dapur pacu Toyota New Avanza yang dipamerkan pada peluncuran New Avanza dan New Veloz 2019 di Jakarta.
"Warna favorit masih putih, hitam, dan silver," ujarnya.
Oleh karena itu, ia optimistis Toyota Avanza baru itu akan kembali mendulang sukses penjualan, melebihi model sebelumnya. "Tahun lalu rata-rata penjualan Toyota Avanza di bawah 7.000 unit per bulan. Dengan model baru yang fenomenal ini kami inginnya bisa sampai 7.500 unit per bulan," kata Anton.
Pada 2018, total penjualan Toyota Avanza, termasuk Veloz, mencapai 82.167 unit dengan pangsa pasar 28,7 persen. Penjualan tersebut menjadikan kendaraan keluarga tujuh penumpang itu sebagai kendaraan terlaris. Mobil yang diproduksi di Indonesia itu juga diekspor ke sekitar 40 negara, di antaranya negara-negara di kawasan ASEAN, Afrika, dan Amerika Latin.