REPUBLIKA.CO.ID, WOLFSBURG — Sejumlah pabrikan otomotif saat ini tengah terus mengembangkan mobil kendali otonom atau mobil yang dapat berjalan sendiri tanpa dikemudikan. Namun, ternyata mobil otonom ini berpotensi meningkatkan resiko mabuk darat bagi sejumlah orang.
Oleh karena itu, saat ini, Volkswagen (VW) tengah mengembangkan teknologi antimabuk pada mobil otonom. Dilansir Car and Driver pada Kamis (30/5), pengembangan studi soal mabuk perjalanan dilakukan di Wolfsburg, Jerman.
Ide ini sendiri didasari oleh data dari National Institute of Health yang menyatakan bahwa satu dari tiga orang rentan mengalami mabuk perjalanan. Mabuk perjalanan merupakan rasa tidak enak badan akibat pergerakan saat berkendara menggunakan mobil, kapal, atau pesawat.
Saat di dalam mobil otonom, potensi mabuk akan kian tinggi karena pengendara tidak dapat memprediksi kapan mobil otonom akan menambah atau mengurangi kecepatan. Untuk mengatasi hal ini, VW pun melakukan inovasi dengan memasang lampu LED di dalam kabin.
Fungsi dari lampu itu adalah untuk menginformasikan tindakan dari mobil otonom. Lampu akan menyala berwarna hijau jika mobil akan menambah kecepatan dan berwarna merah saat mobil akan mengurangi kecepatan.
Dengan begitu, maka lampu ini dapat membantu pengendara dalam mengantisipasi pergerakan dari mobil tersebut dan dapat menekan terjadinya mabuk perjalanan. VW pun sudah mengujinya dalam situasi lalu lampu merah dan hijau selama sekitar 20 menit dan mendapati bahwa inovasi ini memiliki dampak yang sesuai dengan harapan.
VW saat ini tengah mengembangkan mobil otonom dengan basis produk VW Golf. Pengembangan ini bahkan telah dilakukan dalam kondisi lalu lintas yang sebenarnya di Hamburg. VW Golf otonom itu dilengkapi dengan 14 kamera, 11 pemindai laser, dan tujuh unit radar.