Jumat 30 Aug 2019 16:16 WIB

10 Trik Berkendara Irit Bahan Bakar (2-Habis)

Berkendara irit bahan bakar juga dikenal dengan istilah Eco-Driving.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Mengemudi / Ilustrasi
Foto: firehow.com
Mengemudi / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cara mengendarai mobil dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Namun, ada hal yang bisa dilakukan dengan mudah demi menghemat bahan bakar. Ini lanjutan triknya versi Public Relations Department PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Aris Indratmojo.

Trik ke enam adalah memanaskan mobil sebaiknya dengan kurun waktu yang tepat. "Waktu yang dibutuhkan untuk memanaskan mesin kurang lebih sekitar 3 menit atau ketika jarum penunjuk suhu mesin sudah mulai bergerak. Mobil menggunakan bahan bakar sekitar 160cc saat mesin dipanaskan," jelas Aris.

Baca Juga

Untuk menghindari kemacetan, alangkah lebih baik pengemudi memeriksa informasi lalu lintas terlebih dahulu. Trik ke tujuh ini juga menyarankan pengemudi untuk memilih jalan yang tidak mengalami kemacetan.

"Ketika kita berkendara selama satu jam  kita kehilangan waktu mengemudi missing drive selama 10 menit karena macet dan lain-lain. Maka konsumsi bahan bakar akan meningkat sekitar 14 persen," jelas Aris.

Trik ke delapan adalah mengecek tekanan udara pada ban. Jika tekanan udara ban berkurang 50 kPa ataj 0.5 kg/cm2 dari tekanan normal, maka akan terjadi peningkatan konsumsi bahan bakar sekitar dua persen hingga empat persen.

Selanjutnya, trik ke sembilan adalah sebaiknya tidak membawa barang yang tidak diperlukan. Sebab, ketika berkendara dengan membawa barang yang beratnya sekitar 100 kg, maka akan meningkatkan konsumsi bahan bakar sekitar 3 persen.

Trik terakhir, adalah memperhatikan area parkir. Aris menyarankan kepada pengemudi untuk menghindari parkir ilegal untuk mencegah kemacetan. Parkir tidak pada tempatnya, juga dapat mengganggu kelancaran berkendara dan menyebabkan perubahan kecepatan arus lalu lintas.

Misalnya, pada saat berkendara, kecepatan konstan pada 40 km/jam. Namun karena ada kemacetan, kecepatan berubah dari menjadi 20 km/jam, maka hal itu akan menyebabkan konsumsi bahan bakar meningkat sekitar 31 persen.

"Ini adalah cara-cara berkendara yang ekonomis dan ramah lingkungan, atau yang disebut Eco-driving. Kalau satu orang bisa hemat, maka konsumsi bahan bakar keseluruhan bisa turun," tutur Aris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement