REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan Indonesia sudah bisa memproduksi mobil listrik untuk dikomersialkan pada 2022. Terkait hal tersebut, ia mengatakan perlunya ekosistem yang baik dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia.
Mendorong ekosistem yang baik, kata dia, harus dilakukan semua pemangku kebijakan. "Satu, bagaimana pembangunan listrik oleh PLN. Kedua, charging station yang dikembangkan oleh BPPT, ketiga tentang regulasinya," kata Nasir, dalam acara Indonesia Electric Motor Show (IEMS), di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/9).
Ia mengatakan, saat ini BPPT sudah mengembangkan stasiun isi ulang kendaraan listrik yang mampu mengisi dengan cepat atau fast charging. Biasanya, kemampuan isi ulang stasiun selama tiga hingga empat jam. Namun, BPPT mampu mengembangkan stasiun yang bisa mengisi ulang kendaraan listrik selama 1,5 jam.
"Tapi ini bagaimana jaringannya. Ke depan, diperbanyak tempat-tempat yang bisa digunakan untuk fast charging ini. Kalau ini ada dimana-mana tidak akan ada kesulitan" kata Nasir menjelaskan.
Mantan rektor Universitas Diponegoro ini mengatakan, pemerintah juga sedang menyiapkan rantai pasokan yang dibutuhkan dalam membuat mobil listrik. Sehingga, nantinya ketika mobil listrik membutuhkan perbaikan, bisa dilakukan dengan cepat dan lebih murah karena diproduksi dalam negeri.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga mengatakan hal serupa. Bahkan, kata dia, ekosistem yang baik untuk mobil listrik harus disediakan juga oleh pejabat yang ada di daerah.
"Ini kami sedang komunikasikan dengan wali kota Bogor, Surabaya, Batu. Semua sudah respons untuk segera mengubah angkutan umumnya," kata dia.