REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup otomotif raksasa Jerman, Volkswagen (VW), meninggalkan obsesinya selama puluhan tahun untuk membangun "kerajaan otomotif". Volkswagen akan mengalihkan strateginya untuk memproduksi mobil listrik secara massal dengan biaya yang efisien.
Sebutan "kerajaan" disematkan pada VW karena menjadi induk perusahaan dari jenama otomotif berskala dunia, antara lain Seat, Skoda, Bentley, Bugatti, Lamborghini, Porsche, Ducati dan Audi, serta Scania, MAN dan merek VW itu sendiri. Di era kepemimpinan Ferdinand Piech (1993-2015), mereka pernah membuat gebrakan dengan mengakuisisi merek mewah Bentley, Bugatti, dan Lamborghini hanya dalam satu tahun.
CEO VW, Herbert Diess mengatakan kepada Reuters, Sabtu (14/9), bahwa mereka sudah tidak perlu menambah merek kendaraan, melainkan mengoptimalkan merek yang sudah ada untuk bermain di segmen yang potensial di masa depan. "Kami tidak membutuhkan lebih banyak merek. Dengan sangat sedikit pengecualian, kami dapat memanfaatkan segmen dengan keuntungan besar di dunia dengan merek kami yang sudah ada," kata Herbert Diess.
Pergeseran industri otomotif dari mekanisme mesin bakar internal (combustion engine) ke mobil listrik hingga swakemudi, membuat perusahaan mencari dana untuk riset dan pengembangan. Namun, ada juga yang memilih jalur efisiensi agar bisa beralih ke mobil listrik.
Volkswagen termasuk yang memilih jalur efisiensi, berlawanan dengan Fiat Chrysler dan Renault yang menjalin kesepakatan bernilai milyaran dolar AS untuk mengembangkan produk. Volkswagen juga menghabiskan 88,55 miliar dolar AS untuk pembelian sel baterai dan pengembangan mobil listrik. Mereka menjalin kemitraan dengan Ford untuk menekan biaya produksi.