REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perusahaan dagang terbesar asal Jepang, Mitsubishi Corp, pada Rabu (6/11) mengumumkan akan menutup unit usaha minyak mentah dan bahan bakar minyak di Singapura. Hal ini dilakukan guna menutup kerugian yang disebabkan aksi penjualan tidak sah oleh seorang pedagang.
Dilansir melalui Reuters, kerugian yang dialami Petro-Diamond Singapore, unit usaha Mitsubishi, diperkirakan mencapai 34,2 miliar yen (setara dengan Rp 4,3 triliun). Nilai itu belum memperhitungkan nilai pajak.
Mitsubishi merugi akibat sejumlah aksi penjualan tak resmi yang terungkap pada September. Dengan demikian, total utang unit usaha Mitsubishi di Singapura kemungkinan mencapai 30,8 miliar yen
Mitsubishi pada September mengatakan seorang pedagang bernama Wang Xingchen, atau dikenal dengan Jack Wang, mengalami kerugian sebesar 320 juta dolar AS setelah melakukan transaksi untuk produk minyak mentah serta turunannya. Persoalan itu telah dilaporkan ke pihak yang berwajib.
Walaupun demikian, Wang, melalui pernyataan dari penasihat hukumnya, membantah telah melakukan kesalahan. Kerugian itu merupakan insiden pertama yang dialami Mitsubishi, perusahaan Jepang yang berinvestasi di nyaris seluruh komoditas, mulai dari salmon sampai gas bumi. Perusahaan itu juga menjual banyak jenis produk ke berbagai negara di dunia.
Angka yang dibayarkan Mitsubishi itu kemungkinan jadi nilai rugi terbesar di pasar minyak dunia, khususnya setelah perusahaan asal China, Sinopec Corp, melaporkan pihaknya merugi sampai 700 juta dolar AS akibat pembendungan nilai minyak mentah. Mitsubishi berencana mengembalikan bisnis penjualan minyak dan bahan bakar kembali ke Tokyo sambil menutup Petro-Diamond, kata Direktur Keuangan Kazuyuki Masu dalam sesi penyampaian arahan, Rabu.
Masu mengatakan, perusahaan akan menyelesaikan sejumlah urusan teknis di Hong Kong. Ia belum mengetahui jumlah pegawai yang akan dipecat, atau terdampak, dari penutupan unit usaha di Singapura.
Mitsubishi dalam laporan pendapatannya mengatakan, perusahaan akan memangkas proyeksi penerimaan satu tahun. Hal ini dilakukan karena kerugian yang dialami Petro-Diamond serta kejatuhan harga batu bara.
Perusahaan itu saat ini memprediksi akan meraup laba sebesar 520 miliar yen untuk satu tahun ini sampai Maret. Angka itu menunjukkan target yang dibuat Mitsubishi pada tahun ini turun sebanyak 600 miliar yen dari prediksi sebelumnya. Laba pada pertengahan tahun fiskal pertama turun sebesar 22 persen menjadi 242,4 miliar yen.