REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pasar roda dua di Indonesia sangat menarik minat para investor untuk melakukan ekspansi termasuk dalam bidang teknologi otomotif, khususnya sepeda motor.
"Jika beberapa tahun ke belakang, pabrikan negeri sakura menguasai pangsa motor Indonesia, kini mereka mendapat saingan. Pabrikan China, Korea dan India mencoba peruntungannya dalam berebut kue pasar motor Indonesia," kata pengamat otomotif Suhari Sargo di Jakarta, Senin (25/6).
Suhari menyatakan sejak awal 2000, sepeda motor buatan China pernah melakukan penetrasi pasar di Indonesia. Dalam beberapa bulan pertamanya, tercatat lebih dari 115 merek roda dua mendaftarkan diri.
"Seiring perkembangan zaman yang penuh dengan kompetisi sengit, akhirnya hanya menyisakan 10 merek yang masih sanggup bersaing," ujarnya.
Kelemahan produk Negeri Tirai Bambu ini disebabkan oleh beberapa kendala seperti kurangnya penyediaan fasilitas kredit, tidak adanya jaminan layanan pasca jual.
"Sepeda motor telah menjadi kebutuhan transportasi bagi masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia. Apalagi setelah krisis global menerpa, banyak orang yang beralih dari mengendarai mobil ke motor," paparnya.
Suhari menambahkan, perkembangan bisnis roda dua di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan. Namun bisnis sepeda motor masih dirajai pabrikan Jepang meski kini mulai muncul pabrikan pendatang baru dari China, Korea dan India.
"Untuk pabrikan non Jepang masih kalah bersaing dengan pabrikan Jepang yang telah ada di Indonesia. Perlu perjuangan keras untuk merebut pasar motor Indonesia dari pabrikan Jepang," ungkapnya.