REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tingkat penjualan sepeda motor sampai akhir tahun ini diperkirakan turun sekitar 15 persen menjadi sekitar 6,9 juta sampai sekitar tujuh juta unit jika dibandingkan pada 2011 yang menembus angka sekitar delapan juta unit.
"Paling tinggi penjualan sampai akhir tahun sekitar tujuh juta unit," kata Eksekutif Wakil Presiden Direktur PT Astra Honda Motor (AHM) Johannes Loman di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa penurunan penjualan sepeda motor tahun ini tidak hanya terjadi akibat kebijakan uang muka (DP) sebesar 25 persen sejak 15 Juni 2012, tetapi juga akibat penurunan harga komoditas perkebunan di dunia.
"Sebelum kebijakan DP, pada bulan Januari--Juni, penjualan sepeda motor secara nasional sudah turun tiga persen. Pada saat itu, harga komoditas perkebunan di dunia seperti karet, kopi, dan kakao, turun," katanya.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan sebagian besar pemilik perkebunan karet, kopi, dan kakao adalah rakyat, bukan perkebunan besar atau swasta dan BUMN sehingga penurunan harga komoditas tersebut memengaruhi daya beli mereka.
"Kalau harga CPO (minyak sawit mentah) dan batu bara turun, kami tidak khawatir karena tidak banyak memengaruhi penjualan sepeda motor. Akan tetapi, kalau harga karet, kopi, kakao, turun, pasti berdampak pada penjualan sepeda motor," ujar Loman yang juga salah satu Direktur PT Astra Internasional Tbk.
Namun diakuinya perkiraan turunnya penjualan sepeda motor secara nasional tahun ini sekitar satu juta unit juga dipengaruhi kebijakan DP kredit kepemilikan sepeda motor sebesar 25 persen.
Ia juga mengakui pembiayaan secara syariah menolong penjualan sepeda motor tidak jatuh terlalu dalam akibat kebijakan tersebut. "Kami perkirakan sekitar 50 persen pembelian sepeda motor secara kredit beralih ke sistem syariah yang tidak terkena ketentuan DP," ujarnya.
Sementara itu, Presdir AHM Yusuke Hori mengatakan bahwa 2012 merupakan tahun yang berat bagi industri sepeda motor Indonesia.
Ia mengatakan, sampai September, penjualan sepeda motor telah turun sekitar 14 persen dibandingkan tahun lalu. "Kami melihat penurunan yang besar di segmen sepeda motor bebek (cube) bawah dan menengah sebesar 50 persen," katanya.
Namun, segmen sepeda motor matik (skutik) tidak terpengaruh sehingga Honda yang kini merajai segmen skutik mampu mempertahankan penjualan sama dengan tahun lalu.
"Honda mempertahankan volume distribusi sampai September sama dengan tahun lalu sebesar 3,1 juta unit dengan penguasaan pasar sebesar 58 persen, tiga persen di atas target 55 persen," katanya.
Sampai akhir tahun, lanjut Hori, pihaknya menargetkan penjualan sebesar 3,9 juta sampai empat juta unit sepeda motor atau menguasai sekitar 55--57 persen. Pada bulan Januari-September penjualan sepeda motor secara nasional telah menembus angka sekitar 5,3 juta unit.