REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kenaikan uang muka kredit kendaraan bermotor sebesar 25 persen sejak Juni tahun ini dan penurunan harga komoditas membuat daya beli masyarakat menurun.
"Akibat kenaikan uang muka dan penurunan harga komoditas, penjualan sepeda motor dari Januari-November 2012 hanya 6,65 juta unit, turun 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 7,58 juta unit," kata Ketua bidang Komersil Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, di Jakarta, Selasa.
Menurutnya penurunan permintaan sepeda motor terjadi di Pulau Jawa dan luar Jawa. Penjualan sepeda motor pada bulan lalu, menurut Sigit, turun 1,2 persen menjadi 627.048 unit dari penjualan Oktober 2012 sebanyak 634.575 unit.
"Hingga akhir tahun ini, diharapkan penjualan motor bisa mencapai 7,1 juta unit. Penurunan penjualan sepeda motor terjadi pada jenis motor bebek," paparnya.
Dengan hambatan di sektor industri sepeda motor, lanjut Sigit, diharapkan pasar sepeda motor pada tahun depan bisa kembali bangkit.
"Jika stabilitas serta pertumbuhan ekonomi masih positif dan mulai membaiknya harga komoditas, maka peningkatan daya beli masyarakat akan sepeda motor tetap tinggi. Diperkirakan, pasar sepeda motor pada 2013 tumbuh 7 persen," ujarnya.
Sigit menambahkan, adanya wacana penyetaraan kenaikan uang muka kredit syariah sama dengan kenaikan uang muka konvensional pada April tahun depan, dikhawatirkan industri sepeda motor akan kembali menurun.
"Saat ini uang muka kredit syariah berkontribusi sekitar 70 persen terhadap pembelian sepeda motor," katanya.