REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menyatakan tak akan terburu-buru menaikan harga jual unitnya. Meski pun saat ini nilai tukar dolar telah menembus angka Rp 11 ribu.
Bahkan, agen tunggal pemegang merek Suzuki di Indonesia ini enggan menjadi pelopor untuk menaikan harga. "Soal harga, kami ikut Honda saja," ujar Managing Director SIS, Kazumasa Watanabe di Jakarta, Jumat (6/9).
Alasannya, kata dia, di Indonesia merupakan merek dengan pangsa pasar terbesar. Pada 2012, PT Astra Honda Motor (AHM) berhasil menguasai 57,9 persen pangsa pasar sepeda motor nasional. AHM menjual 4.088.888 unit sepeda motor sepanjang 2012.
"Karena kalau hanya Suzuki yang naikan harga dan Honda tidak, maka konsumen akan kabur," papar dia.
Tak hanya itu, ujar Watanabe, perusahaan pun mengusahakan upaya cost reduction. Tujuannya, untuk melakukan penghematan. Jadi, perusahaan bisa tetap berjalan meski pun biaya jual unit tidak naik.
Hal ini sudah dijalankan sejak lama. Namun, dengan perkembangan perekonomian belakangan, langkah itu pun lebih ditingkatkan lagi. "Termasuk kita mengurangi keuntungan," tambahnya.