Kamis 11 Feb 2016 17:35 WIB

Suka Duka Jualan Moge Harley Davidson di Indonesia

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Dwi Murdaningsih
Harley Davidson tipe ultra classic glide (ilustrasi)
Foto: Dayerses.com
Harley Davidson tipe ultra classic glide (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mabua Harley Davidson dan PT Mabua Motor Indonesia (MMI) selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) motor gede Harley Davidson secara resmi mengumumkan tidak memperpanjang keagenan merek sepeda motor Harley Davidson di Indonesia sejak 31 Desember 2015.

Presiden Direktur MMI, Djonie Rahmmat mengatakan sejak awal 2015, MMI telah melakukan Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK). Sampai awal 2016, MMI sudah merumahkan sekitar 100 karyawan. Sebagian  karyawan juga ada yang dipindahkan ke unit bisnis lain dari Mugi Rekso Abadi (MRA) Group yang menjadi induk dan pemegang saham terbesar dari MMI. PHK tersebut akan  dilakukan sampai 30 Juni mendatang.

Djonie mengisahkan, sebelum didirikannya Mabua banyak pertanyaan muncul dari kebanyakan orang tentang kehadiran Harley Davidson di Indonesia pada awal 1990-an. "Dulu itu banyak yang menanyakan motor Harley itu ada suratnya tidak? belinya di mana? Oleh karena itu Mabua hadir untuk menjawab itu. Termasuk memberi kenyamanan dan kelengkapan surat-surat," katanya.

Salam Perpisahan dari Dealer Harley Davidson Indonesia

Selain itu, sambung Djonie, Mabua juga sering didatangi konsumen yang tidak bisa mengendarai moge namun ingin memiliki Harley Davidson. Sehingga pihaknya melakukan  pembinaan dan pelatihan.

CEO MRA Grup, Soetikno Soedarjo mengaku cukup berat bagi Mabua untuk melepas Harley Davidson. Menurutnya, menjadi penguasaha bisnis Harley-Davidson tidaklah mudah. Menjual Harley Davidson, kata dia, tidak semudah menjual Mercy. Memelihara kesetiaan konsumen menjadi kunci utama Mabua sampai saat ini, walaupun pada akhirnya konsumen mulai menjauh karena harga motor yang semakin mahal.

"Model teratas saja harganya Rp 1,4 miliar, mending beli E-Class. Ini memang sudah tidak masuk akal. Bukannya saya menganggap konsumen Harley tidak mampu beli, mereka bisa karena duitnya banyak yaang tidak berseri. Tapi pasti mereka juga mikir dua kali, beli dengan harga yang sama mending membeli mobil, pakai AC dan lebih nyaman,” ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement