REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Sebuah inovasi baru di bidang teknologi transportasi besutan peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan sepeda motor dengan penggerak motor listrik. Desain dan performa motor listrik ini tak kalah canggih dengan sepeda motor buatan negeri sakura dan negeri ginseng.
Penelitian dan pengembangan motor listrik ini merupakan kerja sama antara ITS dengan PT Garansindo Inter Global. ITS bertanggung jawab terhadap teknologi yang dipakai motor listrik, sedangkan Garansindo yang akan memproduksi dan memasarkan secara masal produk tersebut.
Teknologi motor listrik ini digarap oleh enam mahasiswa ITS dari dua jurusan yakni Teknik Elektro dan Teknik Mesin. Mereka adalah Grangsang Sotyaramadhani (25 tahun), Huda Rencana (26 tahun), Agus Mukhlisin (25 tahun), Galih Priyoatmaja (28 tahun), Yoga Uta (24 tahun), dan Ayuning Fitri Desanti (24 tahun). Keenamnya telah lulus dan beberapa melanjutkan studi jenjang S2.
Grangsang menyatakan, motor listrik ITS-Garansindo ini memiliki keunggulan ramah lingkungan, lebih irit, dan lebih mudah dalam perawatan. Sebab, motor listrik menggunakan penggerakan motor listrik yang energinya bersumber dari baterai. Otomatis tanpa bahan bakar sehingga lebih ramah lingkungan.
“Keunggulannya lebih mudah maintenance, soalnya tidak pakai oli, jadi praktis,” kata Grangsang saat ditemui di Gedung Riset Mobil Listrik ITS, Rabu (6/4).
Ia menjelaskan, baterai kendaraan ini menggunakan jenis Lithium Ion yang bisa menempuh jarak sekitar 100 kilometer dalam sekali pengisian daya (charging). Pengisian baterai sampai penuh membutuhkan waktu sekitar empat jam. Sedangkan kecepatan motor hampir sama dengan motor biasa berkapasitas 125 cc. Namun, ia merekomendasikan kecepatan masimal 120 km/jam. Sebab, semakin tinggi kecepatan, maka semakin boros penggunaan baterai.
Menurutnya, perawatan baterai bisa disebut zero maintenance. Sebab, baterai tersebut telah dilengkapi dengan baterrry management system yang memastikan penggunaan dari baterai sudah sesuai prosedur.
“Sehingga umur baterai bisa lama,” ucap lulusan Teknik Mesin ITS ini.
Kontrol kecepatan atau speedometer kendaraan ini menggunakan aplikasi yang bisa diunduh melalui ponsel pintar. Di aplikasi tersebut akan terlihat berapa kecepatan berkendara dan posisi daya baterai. Aplikasi ini juga dilengkapi sistem warning, yang akan menunjukkan baterai sudah waktunya diisi.
Proses pembuatan motor listrik ini dimulai sejak April 2015 setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara ITS dengan Garansindo.
Kemudian, tim ITS mulai membuat konsep, desain, prototype, dan mengumpulkan semua komponen. Desain motornya dibuat berjenis skuter matic sesuai dengan selera konsumen Indonesia. Sementara komponen-komponen mayoritas berasal dari lokal, kecuali komponen baterai dan beberapa komponen kecil yang masih impor. Proses pengerjaan tersebut memakan biaya sekitar Rp 300 juta.
Ayuning Fitri Desanti menyatakan, proses perakitan motor listrik tidak menemui banyak kesulitan. Lulusan Teknik Elektro ITS ini bersama Yoga membuat rakitan motor penggerak energi listrik yang didalamnya berupa kawat tembaga. Kesulitannya, yakni untuk melilitkan kawat tembaga masih dilakukan secara manual, sehingga memakan waktu cukup lama. Selain itu, pemasangan magnet sebagai lapisan paling luar juga dilakukan secara manual. Sehingga butuh kehati-hatian dan ketelitian.
“Motor listrik ini praktis, kalau baterai habis tinggal diisi, dicolokin listrik, bisa dimana saja, karena tidak butuh daya yang begitu besar,” ucapnya.
Saat ini, motor listrik tersebut sudah dikirim ke PT Garansindo di Jakarta. Dalam waktu dekat, produk ini akan segera diluncurkan dan diproduksi secara massal. Rencananya, motor listrik ini akan dijual di pasaran dengan harga sekitar Rp 15 juta per unit.