REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) kembali menyelenggarakan Indonesia Motorcycle Show (IMOS), yang diadakan setiap dua tahun sekali. IMOS 2016 yang diselenggarakan pada 2-6 November resmi dibuka oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto.
Ia mengungkapkan, meskipun saat ini peranan industri kendaraan bermotor terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dinilai cukup besar. Namun di lain pihak, kekhawatiran masyarakat terhadap dampak negatif kendaraan bermotor, khususnya terkait dengan isu kemacetan atau kepadatan lalu lintas, keselamatan dan kenyamanan, serta konsumsi bahan bakar juga perlu mendapatkan perhatian.
Tema kegiatan Indonesia Motorcycle Show pada 2016 teknologi untuk kehidupan yang lebih baik, dianggap Airlangga sudah sangat tepat dan sejalan dengan upaya untuk menciptakan produk sepeda motor yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Ini ditandai dengan semakin tingginya tuntutan akan aspek keselamatan, kenyamanan, serta ramah lingkungan dan hemat energi.
Untuk itu, maka industri sepeda motor dalam negeri harus terus berupaya mencari terobosan baru dalam memanfaatkan teknologi mesin sepeda motor, yang efisien, dan rendah emisi gas buang. "Sehingga dapat menghasilkan sepeda motor yang ramah lingkungan, hemat energi, serta aman dan nyaman," kata Airlangga di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (2/11).
Airlangga berharap, agar industri sepeda motor Indonesia terus meningkatkan performanya, baik secara nasional maupun di dunia global. Sepeda motor sendiri merupakan industri yang sudah mencapai konten lokal 90 persen.
Sektor ini juga meningkatkan mobilitas masyarakat indonesia di tengah transportasi publik yang belum maksimal, motor menjadi alternatif. "Populasi motor yang beredar di Indonesia sudah mencapai 90 juta atau 1:3 dibandingkan jumlah penduduk di Indonesia. Pemerintah juga berharap industri ini membuka pasar ekspornya," paparnya.
Ia melanjutkan, pengembangan industri kendaraan bermotor juga sangat penting memiliki multiplier effect, yang cukup luas. Di samping dari menciptakan aktivitas perakitan dan manufaktur komponen, juga menimbulkan kegiatan ekonomi pada sektor distribusi hingga pada pelayanan purna jualnya.