REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG - Sejak 2003, produsen sepeda motor asal Jepang PT Honda Prospect Motor (HPM) telah mencetak satu juta unit produksi di Indonesia khususnya di Pabrik Karawang, Jawa Barat. Kegiatan produksi yang dioperasikan di pabrik tersebut tidak hanya dapat memenuhi pasar domestik saja, tetapi juga telah meningkatkan aktivitas ekspor komponen ke berbagai negara.
President Director HPM, Tomoki Uchida mengatakan sepanjang tahun lalu, jumlah ekspor HPM meningkat secara signifikan atau mencapai 7.700 kontainer dibanding tahun sebelumnya sekitar 5.600 kontainer. "Kami dalam memproduksi komponen secara lokal sejalan dengan arahan global Honda untuk membangun produk lebih dekat dengan konsumen dan mengoptimalkan sumber daya lokal," ujarnya saat acara '1 Million Production Ceremony of PT Honda Prospect Motor' di Kerawang, Jawa Barat, Senin (27/2).
HPM memulai produksi pertama di Pabrik Karawang pada Februari 2013, di atas lahan seluas 512.500 meter persegi dan luas bangunan sebesar 80.324 meter persegi. Pabrik pertama ini memiliki kapasitas 50ribu unit per tahun dengan nilai investasi Rp 700 miliar. "Saat 2003, penjualan Honda di Indonesia sebanyak 21.650 unit," jelas dia.
Pada 2012, HPM memulai mendirikan pabrik kedua dengan total luas bangunan sebesar 145.760 meter persegi. Penambahan area pabrik ini menelan investasi Rp3,1 triliun. Pabrik kedua ini diresmikan pada Januari 2014 dengan kapasitas produksi 200ribu unit pwr tahun. "Perluasan dan pengembangan area pabrik kni untuk memenuhi permintaan akan produk kami. Di mana pada 2016, penjualan kami mencapai 199.364 unit dengan pangsa pasar 19 persen," ungkapnya.
Saat ini pabrik HPM memproduksi model-model favorit seperti Honda Mobilo, Honda BR-V, Honda HR-V, Honda Jazz, Honda Brio Satya, Honda Brio RS dan Honda CR-V. Investasi Hondal dalam penambahan fasilitas terus berlanjut dengan dibukanya Pabrik Stamping, yang mulai beroperasi pada Mei 2016. Adapun total investasi sebear Rp194 miliar, dengan memproduksi panel samping, atap, lantai dan didukung sistem canggih seperti automatic continuous process dan sistem robotk.
"Fasilitas ini mempunyai kapasitas produksi hingga 2 juta lembar per tahun untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor," jelas Tomoki. Selain itu, HPM juga telah memulai operasi Pabrik Crank Sharf yang baru pada September 2016 dengan investasi sebesar Rp 228 miliar.
Fasilitas oni menerapkan teknologi canggih dan mesin presisi tinggi yang ramah lingkungan dan memiliki kapasitas produski hingga 240ribu per tahun. "Pabrik ini telah memenuhi peraturan pemerintah untuk produsen mobil LCGC. Saat ini produk-produk Honda yang diproduksi telah memiliki kandungan lokal hingga 87 persen," tutup dia.