REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suzuki Indomobil Motor (SIM) mengoptimalkan kapasitas produksi dalam negeri, guna memenuhi kebutuhan pasar domestik, maupun internasional. Hingga kini Suzuki telah memasuki tahun ke 25 kegiatan ekspor.
"Kami juga ingin memberikan up-date jumlah produk Suzuki yang telah dikapalkan selama 25 tahun melakukan kegiatan ekspor, yaitu 484.023 unit (per September 2018) CBU dan CKD ke berbagai negara," kata PR & Digital Head PT Suzuki Indomobil Sales Rudiansyah, dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Selasa (30/10).
Adapun sejarah ekspor mobil Suzuki dimulai pada 1993 lewat Carry Futura, Carry Real Van, dan Katana yang menjadi produk ekspor pertama Suzuki Indonesia. Kegiatan ekspor kemudian dilanjutkan dengan produk lainnya, seperti Baleno (1998), Karimun (1998), APV (2004), Carry 1.0 (2008), Grand Vitara (2008), Swift (2008), SX4 (2010), Ertiga (2013), dan Karimun Wagon R (2015).
Khusus untuk Ertiga, PT SIM mulai melakukan ekspor pada 2013. Hingga 2018, sebanyak 42.158 unit Ertiga telah berhasil dikapalkan ke 28 negara. Tren positif ini terus berlanjut dengan dimulainya ekspor All New Ertiga. Acara peresmian saat ini mengawali ekspor 12 ribu unit All New Ertiga ke Meksiko, Filipina, dan 20 negara lainnya yang tersebar di benua Asia, Amerika Latin, dan Oseania.
Tidak hanya mobil, Suzuki juga melakukan ekspor sepeda motor. Dimulai pada 2012, Suzuki pertama kali mengekspor Satria FU150, Smash FI, Nex, dan Let’s dalam bentuk CBU. Kemudian pada 2014 Suzuki mengekspor sepeda motor CBU Address dan 2016 mengekspor CBU GSX Series.
Sedangkan ekspor dalam bentuk CKD dimulai pada 2012 dengan produk Shogun 125, Satria FU150, Raider (Youngstar), Thunder 125, Shooter, Nex, dan Let’s. Total hingga September 2018 sebanyak 699.481 unit sepeda motor baik CBU dan CKD telah diekspor ke 39 negara.