REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan tol laut yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadi peluang bagi bisnis maritim. Khususnya perikanan dan transportasi laut antar pulau.
Hal itu terlihat dari terus meningkatnya permintaan mesin motor tempel atau outboard motor (OBM) dalam beberapa tahun terakhir. Permintaan 60 persen nelayan, 40 persen transportasi laut.
"Tahun lalu penjualan mencapai 100 persen, tahun ini target naik 12 persen," kata Gunardi Prakosa, Marine Departement Deputy General Manager PT Suzuki Indomobil Sales, Kamis (2/5) di sela pameran Telkomsel Indonesia International Motor Show.
Hingga kini permintaan pasar terkait OBM terdiri dari dua jenis, mesin dua tak dan empat tak. Mesin dua tak lebih banyak digunakan untuk kepentingan nelayan guna menangkap ikan.
Sedangkan mesin empat tak untuk kepentingan niaga atau transportasi laut. Untuk melayani permintaan tersebut kini sudah terdapat sembilan diler resmi yang dibantu 50 mitra bengkel.
Permintaan kebutuhan mesin motor tempel di setiap wilayah di Indonesia cukup beragam. Untuk pulau Jawa, Papua dan Riau permintaan lebih besar untuk keperluan transportasi atau niaga.
Sedangkan untuk pantai selatan atau daerah lain lebih banyak dibutuhkan mesin dua tak bagi para nelayan. Pertumbuhannya dalam lima tahun terakhir mencapai 189 persen.
Menurut catatan PT North Marine Spot, salah satu diler Suzuki Marine, penjualan mesin empat tak mencapai 67 persen dan dua tak sebanyak 33 persen. Penjualan mesin empat tak lebih tinggi karena usia pakainya yang lebih rendah dibanding mesin dua tak yang lebih awet. "Mesin dua tak permintaannya kurang karena nelayan jarang ganti," kata Oscar Tenggara, pemilik diler PT North Marine Spot.
Namun, para nelayan umumnya masih membutuhkan edukasi khususnya dalam perawatan mesin motor agar lebih awet. Saat ini gangguan lebih banyak dijumpai pada alat propeler yang menggerakkan kapal. "Mengetahui cara perawatan yang benar akan memperpanjang usia pakai propeler," kata Oscar.