REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengendarai sepeda motor tidak cukup hanya mengandalkan keberanian saja, melainkan juga keterampilan. Hal itu dibutuhkan guna menjamin keselamatan di jalan raya.
Terdapat sejumlah aturan yang perlu terus diingatkan kepada para pengendara atau biker sebelum berkendara. Pemahaman terhadap aturan itu salah satunya dapat diperoleh dengan mengikuti kegiatan safety riding.
“Ini merupakan program pertama kami yang mencakup teknik safety riding dalam mengendarai beragam tipe motor," kata Country Manager Royal Enfield (RE) Indonesia, Irvino Edwardly.
Pihaknya sengaja menggelar safety riding ini merupakan program yang diinisiasi RE dan melibatkan para konsumen serta para calon konsumen RE. “Sebelumnya, kami juga sempat menggelar sesi serupa namun khusus untuk mengendarai motor dual purpose,” kata Vino, sapaan akrabnya kepada Republika disela kegiatan yang digelar di Bintaro, Ahad (14/7).
Program ini diharapkan dapat memberikan edukasi terkait teknik berkendara dengan aman. Nantinya para peserta dapat menerapkan teknik tersebut saat berkendara atau riding di jalan raya. Program ini meliputi sesi teori dan praktek secara langsung di lintasan. "Setelah kegiatan ini, kami harap setiap peserta menjadi lebih percaya diri dalam berkendara dan merasa lebih aman dan nyaman berkat seluruh bekal ilmu yang didapat,” ujarnya.
Program ini diikuti sekitar 30 peserta yang sangat bersemangat untuk memperhatikan setiap teknik yang disampaikan. Rencananya, program serupa pun akan dijadikan sebagai program rutin demi lebih meningkatkan kesadaran dan pengetahuan terkait safety riding.
Dalam sesi yang dipandu instruktur berpengalaman dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Palubuhu tersebut, RE membekali peserta dengan pemahaman terhadap faktor dan resiko kecelakaan, posisi berkendara serta teknik pengereman yang aman.
“Ada empat elemen yang saya tekankan yakni skill atau keterampilan, ketertiban, mindset antisipatif serta empati. Sinergi dari keempat eleemen inilah yang diharapkan dapat menjadi bekal dalam menciptakan teknik berkendara yang aman,” tutur Jusri.
Salah satu hal sederhana yang ia sampaikan ialah terkait pengereman yang akurat dengan rem depan. Teknik itu pun ia kaitkan dengan anatomi tubuh terutama pada otor jari tangan.
Pengendara disarankan membiasakan diri untuk selalu mengoperasikan tuas rem depan dengan dua jari saja, yakni jari telunjuk dan jari tengah. Sehingga, jari-jari lainya tetap menggenggam handle grip.
Dalam anatomi tubuh, jari telunjuk dan jari tengah digerakan oleh otot bisep sehingga bersifat motorik halus. Dengan teknik pengereman seperti itu, maka rem depan dapat digunakan secara lebih akurat dan terukur.
Di satu sisi, jari-jari lainnya disarankan untuk tetap menggenggam handle grip karena jari-jari tersebut ditopang otot trisep yang lebih menekankan pada tenaga dalam genggaman. Dengan teknik ini, maka saat terjadi pengereman mendadak, maka jari-jari itu dapat berperan dalam menopang beban tubuh secara optimal.