REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan dengan sejumlah rektor perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia guna membahas peluang pengembangan "green car" atau mobil ramah lingkungan sebagai solusi atas tidak stabilnya harga minyak dunia.
"Saya berharap agar perguruan tinggi-perguruan tinggi terkemuka berkolaborasi dengan pemerintah atau mitra lain di masa depan untuk memproduksi apa yang disebut sebagai green transportation atau green car," kata Presiden Yudhoyono di Kantor Presiden, Senin.
Kepala Negara menyebut "green car" sebagai salah satu solusi untuk mengatasi harga minyak dunia yang tidak menentu. "Jadi mungkin 10 tahun atau 15 tahun mendatang bangsa ini tidak kaget-kaget ketika ada gejolak di dunia (terkait harga minyak)," katanya seraya menambahkan harapannya agar tidak ada lagi Presiden Indonesia di masa depan yang harus "senam jantung" menghadapi harga minyak dunia yang meroket.
Presiden di hadapan para rektor itu menyoroti keperluan untuk mengembangkan suatu sistem transportasi yang inovatif, ramah lingkungan dan efisien sebagai jawaban atas munculnya tantangan global seperti krisis energi dan perubahan iklim.
Ia menyebut hal itu sebagai suatu upaya preventif sehingga Indonesia akan selalu siap menghadapi gejolak harga minyak dunia dan bukannya bersikap pasif dan berdiam diri. "Bangsa yang tidak siap akan menjadi bangsa yang kalah," katanya.
Sejumlah rektor yang hadir antara lain adalah Rektor Institut Teknologi Bandung Ahmaloka, Rektor Institut Teknologi 10 November Triyogi Yuwono, Rektor Universitas Indonesia Gumilar Ruslima Soemantri dan Rektor Universitas Gadjah Mada Sudjarwadi.
Sementara itu Presiden Yudhoyono didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, Menteri Perindustrian MS Hidayat, dan Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta.
Sebelum melakukan pertemuan dengan para rektor tersebut, Presiden Yudhoyono menerima kunjungan kehormatan delegasi Nissan-Renault yang dipimpin oleh Carlos Ghosn. Pada kesempatan itu Nissan-Renault menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan keinginannya untuk ikut mengembangkan program "green car".