REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO--Sejumlah pedagang mobil bekas di Purwokerto, Jawa Tengah, menilai kehadiran mobil baru dengan harga murah tidak akan mengancam pasar mobil bekas.
"Mobil baru yang murah itu belum teruji dan layanan purnajualnya belum diketahui sekalipun produk Toyota. Purnajualnya mungkin baru diketahui dua-tiga tahun lagi setelah ada 'second-nya'," kata seorang pedagang mobil bekas, M Priyono, di Purwokerto, Jumat.
Menurut dia, sebagian besar peminat mobil bekas masih memperhitungkan layanan purnajualnya sehingga lebih tertarik terhadap mobil-mobil yang ada saat ini.
"Meskipun pemesan mobil baru yang murah sangat banyak, itu hanya coba-coba karena purnajualnya belum jelas. Tetapi kalau untuk mobil-mobil 'second' kelas menengah, peminatnya akan tetap memikirkan purnajualnya, karena kadang akan dijual lagi setelah pakai setahun dua tahun dan penurunan harganya tidak terlalu banyak," kata dia yang telah belasan tahun menekuni bisnis jual-beli mobil bekas.
Pedagang mobil bekas lainnya, Saladin Ayyubi, mengatakan, hingga saat ini para pedagang mobil bekas belum merasakan dampak kehadiran mobil baru yang harganya murah.
"Saat ini memang ada kecenderungan para pemakai mobil beralih mencari mobil dengan harga paling murah tetapi produk paling baru, sehingga mereka beramai-ramai memesannya," kata dia yang menjalani bisnis jual beli mobil bekas di kawasan Bobosan, Purwokerto.
Menurut dia, beberapa pedagang khawatir pasar mobil bekas dengan kisaran harga Rp100 juta hingga Rp120 juta akan terganggu oleh kehadiran mobil-mobil baru produk perusahaan ternama yang dijual dengan harga di bawah Rp100 juta.
Oleh karena itu, kata dia, para pedagang mobil bekas sedang berupaya mengantisipasi dampak yang ditimbulkan dari kehadiran mobil murah tersebut.
"Dari perbincangan di antara pedagang mobil bekas, nanti arahnya akan bergeser dengan menjual mobil yang tidak bersaing dengan harga mobil baru. Contohnya, jual beli mobil di atas Rp150 juta dengan kapasitas mesin lebih tinggi, itu yang lebih aman," katanya.
Selain itu, kata dia, tidak menutup kemungkinan para pedagang menjual mobil bekas yang harganya di bawah Rp 70 juta.
"Agar lebih aman, jangan jual mobil 'second' yang kapasitas mesin dan tahunnya lebih tua dengan harga antara Rp70 juta hingga Rp100 juta," katanya.
Direktur Djoko Motor Auto Mobil Plaza Purwokerto Hendra Putra N mengatakan, kehadiran mobil baru dengan harga murah tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap pasar mobil bekas.
Menurut dia, hal itu disebabkan mobil baru yang murah maupun mobil bekas memiliki pangsa pasar sendiri.
"Mobil baru yang murah itu ukurannya kecil-kecil, sedangkan kebutuhan pemakai berbeda-beda, ada yang butuh mobil keluarga. Saya rasa, mobil bekas tetap memiliki pasar," kata dia yang mengelola pusat penjualan mobil bekas ini.
Bahkan, kata dia, mobil bekas yang kelasnya sama dengan Toyota Agya harganya jauh di bawah harga mobil baru yang murah ini.
"Kalau mobil-mobil 'second' yang kelasnya sama dengan Toyota Agya, misalnya Hyundai Atoz dan KIA Visto. Itu harganya jauh di bawah Toyota Agya, jadi tidak terlalu berpengaruh," katanya.
Menurut dia, mobil bekas yang paling laku dijual merupakan tipe-tipe mobil keluarga seperti Avanza dan Inova yang tipenya berbeda dengan Agya.
"Agya tipenya 'city car' yang cenderung dipakai oleh mahasiswa atau ibu muda untuk sekadar mengantar anak ke sekolah atau keperluan lain. Namun biasanya, mobil-mobil kecil (city car) ini dimiliki setelah punya mobil keluarga," katanya.
Dia mengatakan, hingga saat ini pasar mobil bekas masih bagus dan konsumen cenderung membeli mobil bekas karena menunggu adanya diskon harga mobil baru yang sering bermunculan pada Desember.
"Biasanya pada Bulan Desember, dealer-dealer memberikan diskon. Kalau bulan-bulan ini, konsumen cenderung membeli mobil 'second-nya'," kata dia.