Sang dokter akan menjawab semua orang membutuhkan pelembap, meskipun kulit berminyak. Karena kelenjar minyak dan pelembap kulit, strukturnya berbeda. Bagi yang memiliki kulit berminyak belum tentu pelembap alami cukup.
Sementara di kulit berminyak saja pelembap diperlukan, apalagi yang memiliki kulit kering. Tentu sangatlah perlu untuk melembapkan wajahnya. “Orang yang setiap hari ber-makeup, kalau setiap hari pakai pelembap kulit enggak kering,” ujarnya.
Dengan pelembap, justru riasan akan menyerap dan makin sempurna. Pelembap itu ibarat semen. Untuk menambal celah yang bolong sama seperti kulit wajah, pelembap bisa menutupi pori-pori yang besar. “Pelembap bisa mengisi celah sehingga kulit jadi lebih halus, sehingga ketika pakai bb cream, foundation, compact powder bisa lebih halus,” ujarnya.
Pelembap juga mencegah terjadinya dehidrasi kulit. Karena itu pilihlah pelembap yang sesuai dengan tipe kulit. Selain itu bisa pilih pelembap yang memiliki efek pelindung dari sinar matahari. Jika kulit terpapar sinar matahari tanpa pelindung maka bukan saja menimbulkan flek tapi juga membuat penuaan kulit lebih dini bahkan berisiko kanker kulit. Meskipun orang Indonesia risikonya lebih kecil dibandingkan orang bule.
“Kita semua terlahir dengan kulit sehat. Tapi bagaimana kita menjaganya. Pelembap dengan perlindungan UV, sama dengan kita terlindung dari matahari pakai kacamata,” ujarnya.
Menurut dia, ternyata sun protection factor (SPF) saja tidak cukup. SPF ini adalah kemampuan tabir surya untuk melindungi kulit terhadap pajanan sinar UV B. Sedangkan PA atau protection grade of UVA rays, adalah kemampuan tabir surya melindungi kulit terhadap UV A.