REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membeli mobil bekas selalu menuntut kejelian pembeli agar bisa mendapatkan kendaraan dengan kualitas terbaik. Namun, ketika musim penghujan seperti sekarang, tantangan akan lebih besar. Mobil bekas yang pernah terendam banjir kemungkinan akan banyak beredar di pasaran.
Meski sudah diperbaiki, mobil bekas banjir tentu akan memiliki penurunan kualitas. Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengetahui sebuah mobil bekas pernah terendam banjir atau tidak ?
Kepada Republika.co.id, Kamis (2/1), Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih, mengatakan, kejelian pembeli tetaplah modal utama. Ia pun memberikan lima tips agar pembeli lebih jeli untuk mengenali mobil bekas yang pernah terendam banjir.
Cek asuransi mobil. Jika mobil bekas yang akan dibeli diasuransikan, maka Anda bisa mengecek jejak klaim asuransinya. Sebab, sejumlah perusahaan asuransi memberikan jaminan perbaikan apabila terkena banjir.
Cek di bengkel resminya. Tanyakan data perbaikan mobil yang hendak Anda beli di bengkel resminya.
Jika langkah perama dan kedua tak membuahkan hasil, maka langkah ketiga adalah mengecek langsung kondisi fisik mobil. Jika pada bagian karet terdapat lumpur atau bau mobil tercium berbeda, maka Anda harus mulai curiga.
Jika menemukan kejanggalan seperti itu, maka untuk memastikannya lakukanlah pencocokan tempat tinggal pemilik mobil dengan wilayah yang rentan dilanda banjir. Tentu hal ini akan jadi acuan yang kuat untuk memastikan mobil pernah terendam atau tidak.
Sejumlah mobil terendam air ketika banjir melanda Perumahan Jati Bening Permai, Bekasi, Rabu (01/01/2020).
Belilah ke show room yang kredibel. Sehingga, jika ada kejanggalan maka bisa menanyakan langsung ataupun megajukan komplain di kemudian hari.
Herjanto menambahkan, kualitas mobil yang pernah terendam banjir akan sangat ditentukan dari perbaikan yang dilakukan pascabanjir. Perbaikan di bengkel resmi, kata dia, akan membuat mobil bisa kembali prima.
"Tapi kalau ke bengkel abal-abal, itu yang bahaya. Mobil bisa saja mendadak bisa mati karena mobil jaman sekarang sudah komputerisasi semua. Penganannya harus terukur," kata Herjanto.
Ia menambahkan, mobil yang sudah diketahui pernah terendam banjir juga akan mengalami penurunan harga jual. Yakni sekitar Rp 30 - 40 juta dari harga normal.
Namun, jika perbaikan pascabanjir dilakukan tidak optimal, maka penurunan harga akan lebih besar. Untuk mobil produksi eropa seperti BMW dan VW akan terjadi penurunan sekitar 20 - 30 persen. Sedangkan mobil produksi Jepang seperti Toyota, penurunan harga biasanya di kisaran 10 persen.
"Mobil bekas bajir walaupun sudah diperbaiki pasti akan tetap turun. Image-nya sudah jelek. Sama halnya dengan mobil bekas tabrakan," kata Herjanto.