REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasul memulai pendidikan dalam keluarga dengan menunjukkan hal yang baik, terutama dari diri sendiri. Rasul selalu mengajak dengan kata-kata yang baik. Dia juga memberikan ilmu dan mengajarkannya dengan sabar.
Dalam mendidik pun Rasul mencontohkan dengan bersedekah dan memberikan hadiah. Ketika jamaah ada yang tidak shalat karena tidak memiliki sarung, Rasul segera membelikan sarung.
Pendidikan yang diterapkan adalah dengan berdoa. Rasul pernah berdoa, "Kuatkan Islam dengan dua umar." Doa tersebut terkabul dengan bersyahadatnya dua Umar, yakni Umar bin Khatab dan Umar bin Hisyam.
Memang saat ini nilai-nilai Rasul sudah mulai terkikis karena nilai tersebut hanya dibicarakan di bibir saja. Orang-orang lebih banyak memikirkan duniawi daripada akhirat.
Padahal, kehidupan akhirat lebih kekal dibandingkan dunia. Agar mampu meneladani Rasulullah, umat Islam seharusnya mengurangi keinginan duniawi sedikit demi sedikit dan tidak terbuai dengan hal yang semu.
Rasul sangat memperhatikan istri dan anak-anaknya. Dia mengingatkan pada umat agar tidak menelantarkan istri dan anak ketika membina rumah tangga.
Sebagai seorang ayah, Rasul menjadi pendidik yang luar biasa bagi anak-anaknya. Dia selalu memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak sejak kecil.
Dia mengajari anak-anaknya ketika itu untuk berkuda dan memanah sebagai salah satu keterampilan yang harus dikuasai. Begitu juga dengan kesehatan fisik dijaga untuk menjadi orang yang kuat dan tangguh.
Pola pendidikan awal yang dilakukan Rasul adalah dengan memberikan pendidikan ibadah shalat. Meskipun anak dan cucunya belum baligh, Rasul memberikan contoh mepada mereka untuk menjalankan shalat lima waktu. Saat mereka berusia 10 tahun pun, Rasul memerintahkan untuk lebih keras menindak jika mereka enggan shalat.
Rasul menjaga keharmonisan keluarga dan menganggapnya penting karena masyarakat yang baik terbentuk dari keluarga yang baik. Pembinaan keluarga merupakan hal yang strategis. Sebab, dalam membina rumah tangga dengan Khadijah, ia selalu menjaga keharmonisan.
Dalam rumah tangga harus ada kesamaan visi dan misi, sama halnya ketika Khadijah mengakui kenabian Muhammad dan menjadi orang yang pertama memeluk Islam. Khadijah selalu mendukung perjuangan Rasulullah. Sehingga, cita-cita untukmenyebarkan dakwah Islam pun terasa mudah.
Namun, saat ini banyak umat islam yang tidak mengikuti teladan Nabi. Nilai teladan tersebut terkikis perlahan karena banyak orang yang lebih memilih hidup hedonis, sekuler, dan mementingkan dunia.
Meski demikian, masih ada keluarga Muslim yang perlahan kembali kepada Alquran dan sunah. Mereka sudah mulai pelan-pelan meninggalkan dunia yang hedonis dan sekuler.