REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) IV di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (27/7) hingga Ahad (30/7).
Ketua JSIT Sukro Muhab mengatakan, penyelenggaraan rangkaian Munas JSIT IV mulai berlangsung pada Kamis (27/7) malam dengan prosesi penyambutan para peserta oleh Wali Kota Mataram Antar Abduh dan juga konser pembuka dari Nasyid Shoutul Harokah dan Justice Voice.
"Diperkirakan 3.500 orang yang terdiri dari peserta dan tamu undangan akan memadati lokasi Munas JSIT IV yang dipusatkan di Hotel Lombok Raya," ujar Sukro kepada Republika.co.id di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Rabu (26/7).
Munas JSIT IV juga akan dihadiri seluruh pengurus wilayah JSIT yang tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia, kecuali Sulawesi Barat. Sukro menyampaikan, dalam Munas JSIT IV diharapkan muncul sejumlah kebijakan dan rekomendasi untuk organisasi, serta pemilihan Ketua dan Dewan Pembina JSIT.
Tak hanya sebatas Munas, JSIT juga menggelar seminar internasional yang diisi Ketua Majelis Persatuan Pendidikan Islam Malaysia Prof. Dr. Khodori, Principal of At Taqwa Islamic College, Australia Omar Hallak, Ismail Lutfi dari Thailand, dan Said Warsi dari Pakistan.
Tak hanya tokoh dari luar negeri, sejumlah tokoh nasional seperti Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Anggota DPR Zulkieflimansyah, dan Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault akan ikut serta dalam Munas JSIT IV.
Sukro menyebutkan, kehadiran Hidayat Nur Wahid akan memberikan sosialiasi empat pilar MPR kepada peserta munas. Rencananya, ajang Munas JSIT IV akan dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. "Masih terkonfirmasi, Insya Allah terjadwal Bapak Mendikbud yang membuka," ucap Sukro.
Sukro berharap, kehadiran tokoh nasional dan luar negeri dalam Munas JSIT IV memberikan arahan bagi kemajuan organisasi ke depan. "Karena kita ingin sekolah-sekolah yang ada di JSIT lebih berkualitas, bermutu, dan bernuansa global," ucap Sukro.
Sukro menerangkan, JSIT sejalan dengan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air. Berbeda dengan sekolah pada umumnya, selain menggunakan kurikulum nasional, JSIT juga menambahkan dengan kurikulum IT dan kurikulum global yang di dalamnya memuat program tahfizul quran, peningkatan kualitas ibadah, pembinaan kessiwaan yang rutin, pembelajaran bahasa asing sejak dini.