Rabu 26 Jul 2017 16:23 WIB

Elza Syarif Sebut Yulianis Menginjak-injak Hukum

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Pengacara Elza Syarif, menggelar konferensi pers terkait pernyataan Yulianis tentang transaksi serah terima uang Rp 1 miliar, di kantornya, Rabu (26/7).
Foto: Rahma Sulistya/Republika
Pengacara Elza Syarif, menggelar konferensi pers terkait pernyataan Yulianis tentang transaksi serah terima uang Rp 1 miliar, di kantornya, Rabu (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan demi pernyataan yang terus dilontarkan Yulianis, diungkapkan Elza sebagai bentuk keberpihakan KPK pada Yulianis. Yulianis telah menginjak-injak hukum karena hingga saat ini tidak juga ditahan oleh KPK. Sementara orang-orang yang disebutkan Yulianis terus dijadikan tersangka.

"Di sini tidak ada rasa keadilan, Yulianis menginjak-injak hukum, contoh jelek dia kebal hukum. Saya pertanyakan siapa yang backup dia, di balik Yulianis hingga dia diistimewakan. Jika ada yang bilang dia dalam tekanan, tidak bisa dia dibilang seperti itu. Dia powerfull, tidak ada orang di Indonesia se-powerfull  Yulianis," papar Elza.

Yulianis juga mengatakan, Nazarudin mendapat keistimewaan dalam penanganan kasus, padahal keistimewaan itu didapat Nazarudin memang sudah dalam koridor hukum. Nazarudin merupakan justice collaborator. KPK tidak pernah memberikan kemudahan sama sekali untuk Nazarudin.

"Ini jelas fitnah Yulianis. Justru saya komplain keras pada KPK agar Yulianis bisa diproses sebagai tersangka dan ditahan. Semua yang sudah disebutkan dia, sudah ditahan semua, tapi mengapa hanya satu-satunya orang yang tidak pernah diproses hukum hanya Yulianis," ujar Elza dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (26/7) siang.

Elza merasa KPK tidak adil, lantaran Yulianis tidak pernah di BAP di KPK. Pertama di hotel bintang lima, dan kedua di apartemen yang juga bintang lima. Novel Baswedan juga jadi saksi, mengapa uang dari Permai Group diserahkan kepada Yulianis.

"Uang itu seharusnya dirampas oleh negara dan diproses sesuai hukum. Walau otaknya Nazarudin, Yulianis kan pelakunya, dia bawa uang panas itu ke Bandung, dia punya list anggota DPR siapa-siapa saja. Dia atur keuangan, harusnya dia ditahan juga," kata Elza menggebu.

Elza menyebut Yulianis sebagai pemfitnah besar. Ia menyarankan agar ketika Yulianis memberikan keterangan wajahnya tidak perlu ditutup lagi. "Saya tahu itu untuk apa. Itu untuk menutupi ekspresinya ketika dia berbohong. Lagian ngapain dia masih pakai cadar itu, orang kalau di luaran saja dia buka kok cadar itu," tutur Elza.

Elza berharap, agar dengan manajemen KPK yang baru, kehadiran dia di kantor KPK bisa diterima dengan baik. Dan ia mengimbau untuk KPK mau memberikan waktu padanya untuk menjelaskan secara detail, bukti-bukti keterlibatan Yulianis dalam kasus korupsi Nazarudin.

"Saya masih percaya dengan KPK kok, walau mungkin ada taktik KPK untuk membuat kalem Yulianis dulu, baru nanti juga ditahan. Tapi kalau saya, tidak usah dikalemin lagi, KPK saja diserang, lihat saja. Saya tahu tujuan dia apa menyebut-nyebut Komisioner KPK itu, pasti untuk bubarin KPK," jelas Elza.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement