REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis resmi menggantikan Irjen Pol Mochamad Iriawan sebagaj Kapolda Metro Jaya. Dalam acara pisah sambut yang digelar di Balai Pertemuan Polda Metro Jaya pada Rabu (26/7) malam, Idham mengungkapkan kisahnya bersama Iriawan.
"Dulu kami sama-sama PTIK, tahun 93 saya sering memanggul senjata Kang Iwan (Iriawan) kalau waktu lari, jadi saya sering ketularan," kata Idham dalam sambutannya.
Idham pun mengungkapkan siklus unik dalam pengangkatan jabatannya sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan Iriawan. Pasalnya, posisi yang ditempatinya tiga kali merupakan jabatan yang juga ditempati Iriawan.
"2010 saya gantikan Kang Iwan di Dirkrimum (Polda Metro Jaya), kemudian 2016 saya gantikan beliau di Divpropam, Alhamdulillah saya juga menggantikan beliau lagi (menjadi Kapolda Metro Jaya)," kata Idham.
Idham tak menampik jika sempat muncul rasa was-was dalam diri dan keluarganya. Pasalnya, Idham menilai Iriawan sebagai salah satu orang terbaik di Polri. Dia pun mengaku pesimistis. "Lalu saya ingat isi surat Habibi pada 21 Mei 1998 saat beliau akan menggantikan Soeharto," kata Idham.
"Waktu itu di buku beliau ia menulis, saya tidak akan tanya apa kesempatan saya di sini, kenapa saya ada di sini namun saya kalau bisa satu kepada-Mu Ya Allah, berikanlah saya kekuatan untuk melaksanakan sesuai dengan kehendakmu," ujarnya menceritakan.
Hal tersebut kemudian mengawali Idham untuk melangkah kembali ke Polda Metro Jaya meneruskan tugas Iwan Bule, sapaan akrab Iriawan. Idham pun memohon kerja sama yang apik dengan segenap jajaran Gubernur DKI Jakarta, Kodam dan seluruh Jakarta untuk menjaga kondusivitas Ibu Kota yang dinamis ini.
"Polda metro itu 3 jam saja dinamika bisa berubah secara revolusioner. Jadi saya bukanlah siap-siapa tanpa dukungan dari berbagai pihak," ujar Idham.
Sementara itu, selepas meninggalkan Polda Metro Jaya, kini Iriawan menempati jabatan baru sebaga Asisten Kapolri Bidang Operasi (Asops).