Kamis 27 Jul 2017 06:29 WIB

Arkeolog Temukan Pengaruh Islam di Kerajaan Loloda

Red: Agus Yulianto
Gedung Islamic Center Ambon, Maluku, Jumat (25/2).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Gedung Islamic Center Ambon, Maluku, Jumat (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Hasil penelitian arkeologi terkini untuk melacak jejak Kerajaan Loloda di bagian utara Halmahera Barat, Maluku Utara menemukan bukti-bukti bahwa kerajaan tersebut mendapat pengaruh ajaran Islam pada abad ke 17.n "Jejak arkeologi di permukiman di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Soa Sio, Loloda, Halmahera Barat dapat mengonfirmasi catatan sejarah Kerajaan Loloda sebelumnya," kata Wuri Handoko, arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku, di Ambon, kemarin.

Wuri mengatakan, dalam referensi sejarah tercatat pengaruh Islam dapat dilihat dari adanya permukiman muslim, yakni Soa-Sio dan Bantoli di ibu kota Loloda. Tim survei Balai Arkeologi Maluku pada Maret 2017 melacak jejak-jejak peninggalan kepurbakalaan dari kerajaan Loloda di wilayah tersebut.

Dalam penelitian ditemukan jejak-jejak Kerajaan Loloda di daerah aliran sungai (DAS) Soa Sio. Penduduk setempat menyebutnya sebagai Soa Sio lama. Di sana, para arkeolog berupaya mengidentifikasi dimensi lokasi yang dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai areal bangunan masjid kuno mereka, tapi sulit dilakukan karena tumbuhan perdu dan semak belukar yang rimbun menutupinya. Pada bagian barat lokasi masjid ditemukan sebuah batu pipih mirip dolmen berukuran sedang.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, batu itu adalah "batu wudhu", digunakan sebagai tempat pijakan oleh umat Islam Loloda saat menyucikan diri atau mengambil air wudhu. Tak jauh dari lokasi situs masjid, juga ditemukan beberapa makam kuno Islam, salah satu di antaranya adalah kubur Imam Syawal yang dipercaya sebagai imam pertama Kerajaan Loloda.