REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Diam-diam sejumlah kapal laut Cina nyaris melipir dekat perairan Australia. Sebaliknya, pemerintah setempat mulai intens melakukan pengamatan terhadap sejumlah kapal Cina yang diduga melakukan mata-mata.
Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne mengatakan Australia memantau sebuah kapal mata-mata Cina dengan "sangat hati-hati", karena kapal tersebut mengamati latihan militer antara Australia dan Amerika Serikat awal bulan Juli.
Pekan lalu, ABC mengungkapkan bahwa Angkatan Pertahanan telah melihat kapal intelijen milik Cina di perairan internasional, dekat latihan Perang Talisman Sabre di Queensland.
Pejabat senior militer secara pribadi menyebut tindakan tersebut "provokatif", walaupun Menteri Luar Negeri Julie Bishop dengan cepat meredanya. Menlu Bishop menekankan bahwa Cina berhak berlayar dekat dengan Australia, dengan tetap berada di perairan internasional.
Menhan Payne memiliki pandangan yang sama dengan Menlu Bishop, namun juga mengamati bahwa Australia telah terus mengawasi kapal Cina berteknologi tinggi tersebut.
"Mereka sama sekali tidak melakukan kesalahan tertentu, tapi kami sangat sadar akan perilaku mereka, dan sadar akan aktivitas yang mereka lakukan," kata Menhan Payne.
"Tindakan semacam ini ada dalam batas-batas hukum internasional, tapi kita perhatikan dengan saksama, dan seharusnya tidak ada yang meremehkan apa yang kita amati."
Pejabat dan politisi Australia telah berhati-hati untuk tidak mengkritik Cina secara terbuka, yang telah mengirim kapal untuk mengamati latihan Perang Talisman Sabre ke perairan internasional.
Ini dilakukan karena pemerintah Australia telah berulang kali mengatakan kepada Cina untuk menghormati kebebasan navigasi di perairan internasional di Laut China Selatan, yang kini diperebutkan.
Menhan Payne mengatakan posisi Australia sudah konsisten.
"Kami berpegang teguh pada peraturan hukum dan pengamatan hukum internasional, dan ini mendukung kebebasan terbang diatasnya dan kebebasan bernavigasi," kata Menhan Payne.
"Jika saya mengekspresikan pandangan sebaliknya, maka akan bertentangan dengan pandangan yang telah lama kita miliki."
China telah mengkritik Angkatan Laut Amerika Serikat karena melakukan patroli pengawasan di perairan internasional di Laut Cina Selatan. Cina menyebutnya sebagai "ancaman serius" terhadap keamanannya.
Tapi Menhan Payne tampaknya menyiratkan patroli Cina di lepas pantai Australia telah melemahkan argumen Beijing tentang Laut Cina Selatan.
"[Cina] menerapkan kebebasan navigasi dan terbang di atasnya, dan seperti yang Anda tahu kita juga lakukan itu di laut dan perairan melalui wilayah kami, beberapa di antaranya membawa sejumlah besar perdagangan dunia," katanya.
Beberapa surat kabar milik negara di Cina menuduh media Australia melebih-lebihkan laporan soal kapal mata-mata Cina.
Sebuah editorial di surat kabar Times Global mengatakan patroli Cina yang serupa kemungkinan akan diulang di masa depan.
"Saat Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya melakukan patroli bersama secara sepihak di Laut Cina Selatan, kapal angkatan laut Cina dan kapal mata-mata sekarang mulai muncul di perairan, yang memiliki arti signifikan bagi negara barat," kata editorial tersebut.
"Jelas, ini hanyalah awal dari operasi Cina di masa depan. Cina akan membangun lebih banyak kapal perang dan saat ini memanfaatkannya sepenuhnya."
Diterbitkan pada 27/07/2017 pukul 11:45 AEST. Simak laporannya dalam bahasa Inggris disini.