REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan menutup kantor media Aljazirah di Yerusalem. Netanyahu menuduh jaringan berita televisi ini telah menghasut kekerasan yang baru-baru ini terjadi di kota tersebut.
Yerusalem mengalami salah satu periode yang paling menegangkan, setelah orang-orang Palestina memprotes pemasangan perangkat keamanan di kompleks Masjid al-Aqsha. Kejadian ini telah diberitakan secara luas, termasuk oleh Aljazirah.
"Jaringan Aljazirah terus mendorong munculnya kekerasan," tulis Netanyahu di halaman Facebook pribadinya dalam bahasa Ibrani, dikutip Alarabiya. Jaringan berbasis Qatar ini tidak segera bersedia untuk dimintai komentar.
Lonjakan ketegangan dan kematian tiga warga Israel dan empat warga Palestina dalam kekerasan pada hari Jumat (21/7) dan Sabtu (22/7) lalu, telah menimbulkan kekhawatiran internasional.
"Saya telah beberapa kali berbicara dengan aparat penegak hukum untuk menutup kantor Ajazirah di Yerusalem. Jika ini tidak dilakukan karena penafsiran hukum, saya akan berupaya memberlakukan undang-undang yang dibutuhkan untuk mengusir Aljazirah dari Israel," tambah Netanyahu.