Kamis 27 Jul 2017 12:12 WIB

Komunitas Cinta Berkain Bali Lestarikan Endek

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Pengrajin menunjukkan sejumlah kain tradisional Bali.
Foto: Republika/Nina Chairani
Pengrajin menunjukkan sejumlah kain tradisional Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Komunitas Cinta Berkain (KCB) Indonesia Provinsi Bali berkomitmen melestarikan kain tradisional Nusantara, salah satunya Endek Bali. Warisan budaya leluhur ini memberi torehan motif dan warna indah pada kain tradisional, termasuk endek, batik, songket, tenuh, serta kain khas lainnya.

Wakil Gubrnur Bali, Ketut Sudikerta mengatakan KCB bisa menghidupkan kembali tradisi masyarakat kembali menggunakan busana tradisional yang sederhana, rapi, serasi, dan tetap beretika. Keberadaan busana kain tradisional dapat bersaing ekonomis di pasar lokal, nasional, bahkan global.

"Kita semua bisa meningkatkan eksistensi budaya tradisional, khususnya kain Bali di era global seperti sekarang ini," kata Sudikerta, Kamis (27/7).

Potensi ekonomi pelestarian dan pemanfaatan kain tradisional Bali misalnya semakin mendorong pengusaha, pengrajin, dan desainer kian kreatif, inovatif, dan produktif. Ini pada akhirnya menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

Ketua KCB Indonesia Provinsi Bali, Mayke Boestani Andersen menambahkan KCB Bali setahun terakhir banyak melakukan kegiatan edukasi dan promosi. Ini dalam rangka mengenalkan, menarik minat dan apresiasi masyarakat luas terhadap kain Nusantara.

"Perempuan Indonesia bisa kembali menggunakan kain Nusantara sebagai pakaian sehari-hari, sehingga semakin menguatkan jati diri bangsa," katanya.

Gaya berbusana dengan kain tradisional saat ini semakin ditinggalkan. Banyak orang menganggapnya rumit, sehingga memilih mengenakan busana modern yang praktis dan sesuai perkembangan zaman.

Padahal, kata Mayke Indonesia sangat kaya dengan beragam kain tradisional yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Endek misalnya sangat khas dari sisi materi dan motifnya.

Kain endek mulai berkembang sejak 1985 pada masa pmerintahan Raja Dalem Waturenggong di Gelgel Klungkung. Endek memiliki warna indah dan tidak umum sebab melalui proses pewarnaan berulang. Motif endek beragam, mulai dari padma kelungkung, jagasatru, sekar jeoun, wajik ukur, patra polos, tangi, hingga mosala.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement