REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui gerakan "Saya, Perempuan Anti-Korupsi" (SPAK) melatih Polisi Wanita Mabes Polri untuk memperkuat pencegahan korupsi di bidang penegakan hukum. Tercatat ada 70 polisi wanita dari Markas Besar Kepolisian dan Sekolah Polisi Negara yang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan di salah satu hotel di kawasan Jakarta Selatan itu.
Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan di Jakarta, Kamis (27/7) menyatakan peran perempuan sangat penting dalam pencegahan korupsi dan mampu memberikan pengaruh tak hanya untuk keluarga tetapi juga masyarakat. "Saya yakin pelatihan ini akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Polwan tentang anti-korupsi," kata Basaria.
Ia menjelaskan para Polwan diberi materi tentang gratifikasi, tindak pidana pencucian uang, dan cara menjadi fasilitator anti-korupsi. Mabes Polri, kata dia, adalah pelatihan ketiga yang melibatkan aparat penegak hukum.
"Sebelumnya, SPAK telah menggelar pelatihan di Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Kepolisian Daerah Yogyakarta. Agen SPAK di Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan telah melakukan sosialisasi kepada 10.820 orang dalam tiga bulan," tuturnya.
Menurut Basaria, kunci keberhasilan perubahan perilaku terkait pencegahan korupsi adalah keinginan yang kuat dan dukungan tinggi dari atasan. "Para Polwan bisa berkreasi dengan bebas dalam melakukan sosialiasi anti-korupsi, tujuan akhirnya adalah citra positif institusi yang semakin baik dalam melayani masyarakat," kata Basaria.
Ia pun menyatakan bahwa perempuan adalah target sosialisasi yang sangat penting karena faktanya sebagian kasus korupsi yang ditangani KPK menunjukkan adanya peran perempuan. "Bahkan, dalam beberapa kasus, koruptor melakukan perbuatan korupsi bersama-sama atau melibatkan istri atau anak sebagai sarana dalam tindak pidana pencucian uang," ucap Basaria.
Gerakan SPAK sejak 2015 terbukti efektif di mana dari 1.200 agen yang dimiliki SPAK saat ini, 95 persen di antaranya telah mendiskusikan korupsi dengan orang lain. "Selain itu, 97 persen dari seluruh agen telah berupaya mempengaruhi perilaku orang lain untuk pro anti-korupsi," kata Basaria.