REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung, hingga saat ini belum terbebas dari penyakit Campak dan rubela atau CRS (Congenital Rubella Syndrome), yakni infeksi yang menular melalui saluran nafas yang disebabkan oleh virus.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita, angka kejadian kasus penyakit campak /measles selama dua tahun terakhir ini di Kota Kembang mencapai 146 kasus.
Rita menjelaskan, pada 2015 kasus campak yang sudah melalui konfirmasi laboratorium ada 78 kasus dan 68 kasus pada 2016. Sedangkan angka kejadian kasus penyakit rubella yang sudah melalui konfirmasi laboratorium pada tahun 2015 sejumlah 68 kasus dan tahun 2016 sejumlah 37 kasus.
Sedangkan gambaran situasi terkini penyebaran campak dan rubella di Indonesia, kata dia, setiap tahun melalui kegiatan surveilans dilaporkan lebih dari 11.000 kasus suspect campak. Hasil konfirmasi laboratorium menunjukkan 12-39 persen di antaranya adalah campak pasti (lab confirmed). Sedangkan 16-43 persen adalah Rubella pasti.
"Dari 2010 sampai 2015, diperkirakan terdapat 23.164 kasus campak dan 30.463 kasus rubella di Indonesia," ujar Rita kepada wartawan, Kamis (27/7).
Jumlah kasus ini, kata dia, diperkirakan masih lebih rendah dibanding angka sebenarnya di lapangan. Mengingat masih banyaknya kasus yang tidak terlaporkan, terutama dari pelayanan kesehatan swasta serta kelengkapan laporan surveilans yang masih rendah.
Di Indonesia, Rubella merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif.
Data surveilans selama lima tahun terakhir, kata dia, menunjukkan 70 persen kasus rubella terjadi pada usia < 15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit Congenital Rubella Syndrome (CRS) di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 2.767 kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu 40-44 tahun.