REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyaksikan aksi pesawat tanpa awak Rajawali 720 yang diterbangkan di Pustekroket Lapan, Rumpin, Kabupaten Bogor, Kamis (27/7). Pesawat yang termasuk kategori Unmannaned Aerial Vehicle (UAV) atau Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) ini menurut Menhan akan dipasang memantau pergerakan teroris ISIS di perbatasan Indonesia-Filipina.
"Di Manado, pantau teror ISIS. Tercanggih, kita sudah punya banyak (pesawat tanpa awak, Red), ada 10, total 40 dengan yang kecil, bisa patroli di Selat Sunda, Selat Bali, Selat Malaka," kata Menhan di Bogor, Kamis (27/7).
Drone dirancang sebagai pesawat pengintai dilengkapi dengan sistem kamera. Drone tersebut juga akan dikerahkan menanggulangi masalah lain di perbatasan. "Ya pasti dong, menanggulangi (peredaran, Red) narkoba, ISIS, curi-curi ikan dan segala macam, di kapal angkatan laut ada drone juga," kata Menhan RI.
Sistem kamera pada pesawat dapat mengirimkan hasil pantauan dengan kemampuan terbang lebih dari 24 jam. Selain itu juga memiliki radius jelajah 200 kilometer hingga 1.000 kilometer. Pesawat ini merupakan hasil kerja sama antara Balitbang Kemenhan dengan PT Bhineka Dwi Persada. "Bisa terbang setiap saat, jadi murah, sudah bagus kemudian akan ditingkatkan terus," ujar Menhan RI.
Selain Rajawali 720, turut diterbangkan pula PUNA Alap-Alap, Wuluang, Elang laut/EL-25 dan Mission System. Menhan juga memiliki drone tempur dengan jarak satelit 500 kilometer. "Drone tempur enggak terlalu banyak, yang penting ada. Kita beli, pelajari, orang hebat juga kita punya banyak," tandasnya.